Pemerintah Optimis Ekonomi Tumbuh 4,73 %
”Apresiasi juga disampaikan kepada masyarakat wajib pajak yang menunjukkan peningkatan kesadaran dan kepatuhan sebagai modal penting keberhasilan sistem perpajakan Indonesia. Para pemangku kepentingan seperti masyarakat sipil, konsultan pajak, akuntan publik, akademisi, dan praktisi perpajakan juga layak diapresiasi atas kontribusinya,” urainya.
Meski pencapaian ini sudah optimal sebagai buah kerja keras, lanjutnya, Pemerintah sebaiknya tak berpuas diri dan segera mengidentifikasi kelemahan dan kekurangan selama 2015, agar kinerja 2016 lebih baik. ”Situasi krisis harus dengan cerdas dimanfaatkan sebagai momentum perbaikan arsitektur fiskal yang menyeluruh, guna mendukung kesinambungan fiskal,” tambahnya.
Revisi target penerimaan perpajakan 2016 harus segera dilakukan memperhatikan realisasi 2015. ”Kami menyarankan target penerimaan pajak direvisi dari Rp 1.368 T menjadi Rp 1.260 T, sudah termasuk potensi tambahan dari pengampunan pajak. Dan target penerimaan cukai diturunkan dari Rp 145 trilyun menjadi Rp 135 trilyun, serta ekstenfisikasi objek cukai,” tuturnya. Hal iitu, lanjutnya, penting untuk memberi ruang pemulihan ekonomi, menjaga iklim investasi, dan kesempatan yang jernih bagi reformasi sistem perpajakan.
Sementara itu berlangsungnya era pasar tunggal Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) diharapkan bisa mendongkrak kinerja industri nasional. Sebab ada beberapa sektor industri yang dianggap potensial untuk menguasai pasar dalam negeri maupun di kawasan Asia Tenggara.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian, Haris Munandar menilai beberapa sektor industri bisa diandalkan untuk bersaing di era pasar tunggal Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).\"Jangan dilihat dari sisi negatifnya saja, peluangnya justru sangat besar untuk mendongkrak ekspor industri kita, ujarnya,\" ujarnya.
Dengan jumlah penduduk ASEAN yang sangat besar maka bisa menjadi pasar yang sangat potensial bagi ekspor produk industri nasional. Haris menyebut ada sembilan sektor industri yang bisa dikembangkan untuk menguasai pasar ASEAN.\"Seperti industri mesin dan peralatan, saingan terberat hanya Thailand,\" tuturnya.
Lantas industri berbasis agro seperti CPO (crude palm oil), kakao, dan karet. Meskipun saat ini harga komoditas itu sedang turun namun kedepan harganya diprediksi kembali meningt seiring dengan tingginya permintaan dunia.\"Bencana iklim El Nino pasti menurunkan produktifitas, disisi lain karena pasokan kurang harga akan naik,\" cetusnya.
Ketiga, industri ikan & produk olahannya yang saat ini sedang melimpah pasokan bahan bakunya setelah Kementetian Kelautan dan Perikanan (KKP) memberantas pencurian ikan (ilegal fishing).\"Disaat negara tetangga kekurangan ikan, kita justru berlebihan ikannya. Kita berpotensi menjadi raja ikan,\" tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: