Kemenag Cari Imam Masjid Digaji Rp 23 Juta, Kuota 100 Orang, Bertugas di UEA
JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) dan pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) melanjutkan program kerja sama pengiriman imam masjid. Tahun ini bakal direkrut 100 orang, jauh lebih banyak ketimbang di tahun pertama yang hanya 14.
Secara resmi Kemenag sudah mengumumkan seleksi imam masjid yang bakal dikirim ke UEA itu. Periode pendaftaran dibuka mulai 10 Januari lalu sampai 22 Januari.
Di antara persyaratannya adalah memiliki kemampuan hafal Alquran minimal 10 juz, mampu membaca Alquran dengan baik dan indah, serta rentang usia 22-40 tahun. Selain itu bersedia menjalani masa kerja selama dua tahun.
Total ada tiga ketegori imam masjid yang dicari dengan besaran gaji yang berbeda-beda. Yakni, imam masjid digaji Rp 23.038.588/bulan (6.300 dirham), muadzin digaji Rp 19.381.669/bulan (5.300 dirham), dan musyrif Rp 15.724.750/bulan (4.300 dirham).
Definisi dan bidang kerja imam masjid, muadzin, dan musyrif merujuk ketentuan Departemen Khotbah Awqaf UEA selaku pihak yang menyediakan gaji program pengiriman imam masjid itu. Departemen ini membuat kategori imam menjadi tiga kelompok.
Yaitu, imam masjid, muadzin masjid, dan musyrif masjid. Ketiganya memiliki peran yang sama: memimpin pelaksanaan salat dan bertanggung jawab terhadap kelestarian masjid.
Seorang imam masjid berperan sebagai koordinator yang bertanggung jawab penuh terhadap aktivitas di masjid. Sedangkan muadzin dan musyrif berada di bawah posisi imam masjid. Mereka menjadi pengganti bila sang imam berhalangan hadir.
Dirjen Bimas Islam Kemenag Muhammadiyah Amin mengatakan, program ini merupakan bentuk ketertarikan UEA atas banyaknya hafidz atau penghafal Alquran di Indonesia. Dia menuturkan tahun lalu merupakan tahap uji coba program pengiriman imam masjid. Sehingga kuotanya hanya 14 orang. Sementara untuk tahun ini kuotanya berlipat menjadi 100 orang.
Dia menjelaskan, selain kuotanya bertambah, tahun ini persyaratannya juga ditambah. Di antaranya kandidat imam harus bisa berbahasa Arab dan membaca kitab.
’’Dengan harapan imam-imam tersebut bisa menyampaikan atau memperkenalkan tentang Indonesia kepada jamaah masjid di UEA,’’ tuturnya.
Kepada para penghafal Alquran yang lolos seleksi dan dikirim nanti, Amin memiliki beberapa pesan. Diantaranya adalah menjaga nama baik bangsa Indonesia. Sebab, pada dasarnya mereka adalah duta bangsa Indonesia. ’’Jaga kesehatan,’’ tandasnya. Sebab setibanyak di UEA pasti mengalami perbedaan cuaca yang signifikan.
Kemudia kepada jamaah masjid di UEA serta masyarakat UEA pada umumnya, diharapkan bisa disampaikan bahwa Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Dengan kondisi seperti itu, Indonesia bisa hidup rukun dengan umat beragam lainnya. Sebab umat agama Islam di Indonesia menjalankan dakwah Islam rahmatan lil-alamin.
(wan/ttg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: