Dilema Pembangunan Ditengah Kepungan Hutang
JAMBI - Pasokan utang melonjak dan nyaris tembus Rp. 4000 triliun. Penggunaan utang pun terkesan boros anggaran, tapi minim hasil.
Beberapa indikator sangat jelas terkonfirmasi, seperti penurunan pekerja konstruksi dan besaran anggaran kebijakan populis hingga derasnya banjir impor.
Melihat ini, Dipo Ilham Djali mengatakan jika transparansi penggunaan utang belum terlalu jelas. Sejuah ini utang yang ada tak seta merta mendongkrak pembangunan ekonomi RI.
“Sejumlah fakta data terkonfirmasi demikian. transparansi penggunaan utang belum terlalu jelas, ujarnya.
Wasekjen DPP PAN ini menyarankan agar sebaiknya, pembangunan lebih rasional dengan berani evaluasi. Semua itu dilakukna dalam mentukan proyek skala prioritas. “sebaiknya, pembangunan lebih rasional. Semua itu dilakukan dalam mentukan proyek skala prioritas,” sebutnya.
Menurutnya, kedepan pemeintah harus mengurangi dan stop pembangunan yang mengandalkan hutang. Kemudain menciptakan dan mendorong skema alternatif semisal skema private public partnership.
“Kebijakan lain patut diarahkan kea rah yang lebih progresif, baik dalam penciptaan stabilitas harga dan kebijakan terkait,” pungkasnya.
(aiz)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: