>

Parkir Berbayar, Ribuan Mahasiswa Tolak Kebijakan Rektorat

Parkir Berbayar, Ribuan Mahasiswa Tolak Kebijakan Rektorat

Sesuai dengan kesepakatatan, Lanjut Johni, Unja akan mendapatkan bagi hasil pengelolahan setiap tahunya sebesar Rp 800 juta. Setiap tahunya, sambung Johni jumlah pendapatan itu bertambah. Dengan kalkulasi Rp 5 M dalam 5 tahun.

“Tahun ini pihak ketiga telah membayarkan kewajiban mereka, meskipun parkir berbayar belum diberlakukan,”  katanya.

Dijelaskannya, dari pengelolaan parkir ini, banyak kuntungan yang didapat Unja, seperti jaminan keamanan dan jaminan kehilangan. Artinya mahasiswa akan lebih nyaman ketika mengkuti perkuliahan.

“Kalau hilang dapat ganti rugi, “ katanya.

Untuk menetapkan parkir berbayar, sambungnya, Unja telah berkominikasi dengan berbagai pihak. Komunikasi ini dilakukan agar pelaksanaanya tidak menyalahi aturan dan tidak ada permasalahan di kemudian hari.

“Sebelumnya juga sudah dilakukan sosialisasi,” ungkapnya.

Sebelumnya, sesuai rencana, mahasiswa yang menggunakan kendaraa roda dua akan dikenakan tarif parkir Rp 1000 dan kendaraan roda empat Rp 2 ribu, per sekali masuk.

Ini yang membuat mahasiswa meradang. Pasalnya, selama ini belum pernah diberlakukan tarif seperti itu di Kampus Unja. Jika ini diberlakukan, otomatis mahasiswa harus menyisihkan uang belanja mereka.

Belum lagi jika mereka harus berkali-kali ke luar masuk kampus dalam satu hari, tentu ini cukup memberatkan.

Koran ini mencoba mengkalkulasikan, jika mahasiswa Unja berjumlah 27 ribu mahasiswa, diambil 10 ribu saja yang mengendarai sepeda motor dan 1000 mobil,  maka untuk satu kali masuk saja, satu hari dari parkir saja ada pemasukan sebesar sebesar Rp 12 juta perhari.

Jika dikalikan 5 hari saja, pendapatan yang masuk sebesar Rp 60 Juta perminggu, kemudian dilakukan 4 Minggu, maka jumlah pendapatan dalam sebulan mencapai angka Rp 240 juta.  Dalam kurun 1 tahun tekumpul dana sebesar Rp 2,8 M.

Di sisi lain, mahasiswa setiap bulannya harus mengeluarkan biaya tambahan sebesar Rp 20 ribu bagi penguna motor dan Rp 4o ribu untuk penggunan mobil. Itu jika mereka 1 kali masuk kampus. Jika mereka masuk lebih satu kali tinggal kalikan saja.

Bagi mahasiswa yang indekostan, dengan uang Rp 30 ribu bisa dimanfaatkan membeli 10 bungkus mie instan dengan harga Rp 3000 perbungkus. Atau dengan uang itu bisa untuk mendapatkan 15 butir telur dengan harga Rp 1500 perbutir.

(nur/aba)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: