Parkir Berbayar, Ribuan Mahasiswa Tolak Kebijakan Rektorat
![Parkir Berbayar, Ribuan Mahasiswa Tolak Kebijakan Rektorat](https://jambiekspres.disway.id/foto_berita/2018/02/20/19demo-unja6.jpg)
Rektor Unja Dideadline Mahasiswa
JAMBI - Rencana pihak rektorat memberlakukan system parkir berbayar yang dikelola pihak ketiga akhirnya betul-betul menuai masalah di Kampus Universitas Jambi (Unja).
Pasalnya, rencana ini mendapat penolakan dari ribuan mahasiswa Unja. Bahkan, kemarin (19/02), ribuan mahasiswa tersebut menggelar aksi massa di kampus Pinang Masak dengan satu tuntutan tolak pemberlakuan parkir berbayar.
Pantauan koran ini, kemarin pagi sekitar pukul 09.00 Wib, massa mahasiswa sudah terlihat berkumpul di samping Balairungsari Kampus Unja Mendalo.
Setelah itu, sekitar pukul 09.10 Wib, massa yang sudah berjumlah ribuan mulai menggelar longmarch sambil berorasi menuju Rektorat dengan terlebih dahulu melalui beberapa kampus, yakni Pertanian, Peternakan, FKIP dan FIB, Hukum, Fisipol dan Fakultas Ekonomi, kemudian masuk ke lapangan hijau rektorat.
Presiden BEM Unja, Fikri kemudian langsung menyampaikan orasi beberapa menit, kemudian secara bergantian juga dilakukan oleh para mahasiswa yang lain. Orasi digelar di halaman ini lebih kurang satu jam.
Pesiden BEM Unja, Fikri mengatakan, aksi unjuk rasa ini mereka dilakukan untuk memprotes kebijakan rektor terkait parkir berbayar yang tidak melibatkan mahasiswa dalam melakukan kajian. Selain itu parkir berbayar juga dianggap memberatkan mahasiswa.
“Kami minta aturan parkir berbayar ini tidak berlakukan,” katanya.
Selain itu, menurut Fikri pemeberlakuan parkir berbayar ini sebelumnya tidak berlaku bagi ASN yang bekerja di Unja, artinya tidak ada rasa keadilan dalam pelaksanaannya.
“Intinya kami menolak kebijakan yang dikeluarkan rektor, dan kami beri tenggat waktu hingga tanggal 21 Februari untuk melakukan pembahasan ulang,” ungkapnya. Selain melakukan orasi, aksi teatrikal juga mewarnai aksi demontrasi ini.
Sekitar pukul 10.30 Wib, Rektor Unja Johni Najwan akhirnya menemui mahasiswa bersama para wakil rector. Sekitar 1 jam dilakukan dialog di halaman rektorat, tidak ditemukan kata sepakat. Pihak rektorat belum bisa meluluskan keinginan mahasiswa karena harus menggelar rapat terlebih dahulu, sementara mahasiswa tetap dengan tuntutan mereka.
Rektor bersama wakil rector dan anggota senat kemudian langsung menggelar pertemuan secara tertutup di lantai 1 Rektorat. Namun setelah 30 menit menunggu, mahasiswa membubarkan diri dan member deadline kepada rektorat hingga tanggal 21 Februari 2018. Sambil berorasi, mahasiswa juga mengancam akan mendatangkan massa lebih besar lagi.
Aksi unjuk rasa juga sempat memanas setelah rektor memutuskan meninggalkan mahasiswa yang melakukan unjuk rasa untuk kembali melakukan pembahasan parkir berbayar dengan segenap pimpinan Unja.
Rektor Unja Jhoni Najwan mengatakan, keputusan pemungutan biaya parkir merupakan keputusan setelah dirapatkan bersama segenap Senat Unja. Dan ini telah teken kontrak pada tahun 201 7 lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: