>

Keluarga Cendana Peringati Bulan HM Soeharto

Keluarga Cendana Peringati Bulan HM Soeharto

JAKARTA - Dua putri almarhum Presiden ke-2 Indonesia Soeharto, menghadiri acara puncak mengenang \'Bulan HM Soeharto\' di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Minggu (11/3). Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto, bersama Siti Hutami Endang Adiningsih atau Mamiek Soeharto, disambut oleh atraksi Reog Ponorogo, sekira pukul 09.10 WIB.

Keduanya mengenakan kaus putih berkerah, senada dengan warna yang mendominasi acara ini. Para pengurus yayasan yang menyelenggarakan acara ini serta para pengunjung juga mengenakan kaus putih. Titiek Soeharto mengatakan, di mana pun dan kapan pun, keluarga besar Soeharto selalu berusaha meneruskan cita-cita Presiden kedua RI itu untuk menyejahterakan rakyat.

Dalam rangka mengenang Soeharto sebagai Bapak Pembangunan Indonesia, di Jakarta, digelar khitanan massal, pameran foto, lomba mewarnai dan kuliner nasional yang digelar di TMII. Kami memperingati apa yang sudah dibuat Pak Harto untuk bangsa ini. Jadi kami melakukan kegiatan sosial, ini ada khitanan massal 200 anak, seminar, di TMII lomba keluarga, di Yogyakarta operasi katarak di dua tempat,\" ujar Siti Hediati Hariyadi atau biasa disapa Titiek Soeharto dalam acara puncak \"Bulan HM Soeharto

Selain Titiek, hadir dalam acara tersebut putri bungsu Soeharto, Siti Hutami Endang Adiningsih atau Mamiek Soeharto serta cucu-cucu Soeharto dan para pimpinan yayasan yang didirikan Soeharto. Dalan agenda tersebut, Titiek turut menyinggung soal Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Dia menilai, pemerintah saat ini perlu mempertimbangkan kembali untuk menghidupkan GBHN.

Sementara itu,  Pengamat ekonomi INDEF Bhima Yudhistira menuturkan,  terkait usulan beberapa politisi agar pemerintah menghidupkan kembali sistem Garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai acuan program pembangunan, sebenarnya selama ini sudah ada RPJP berlaku periode 20  tahun. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional untuk tahun 2005 sampai dengan 2025 diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007.

\"Jadi fungsi GBHN dan RPJP sama. Sayangnya hal ini dalam implementasi tidak koheren dengan RPJMN akhirnya di tataran implementasi berbeda, \"jelasnya saat dihubungi,  kemarin. 

Bhima melanjutkan, yang terpenting justru bukan soal dokumen, melainkan komitmen untuk mewujudkan target-target yang pemerintah buat sendiri. Dalam RPJMN sudah disebut target pertumbuhan ekonomi rata-rata 7 persen. \" Tapi faktanya hanya 5 persen. Target kemiskinan 7-8 persen saat ini kemiskinan dikisaran 10 persen,\" imbuhnya.

Berkaitan dengan geliat politi keluarga  cendana di tataran politik tanah air, pengamat politik Ray Rangkuti tidak menapik pergerakan keluarga cendana saat ini memang kian besar. Selain melalui Partai Berkarya, beberapa anggota keluarga cendana yang masuk partai politik (parpol) juga menunjukan bahwa mereka memang eksis di sana. Bahkan, kata Ray, boleh dibilang bibit kebangkitan keluarga cendana mulai tampak. \"Ya, sekilasi begitu. Tapi, harus kita lihat dulu,\" ucap dia kepada Jawa Pos (Induk Jambi Ekspres) kemarin.

Menurut Ray, pemilu tahun depan bisa jadi tolak ukur. \"Apakah mereka masih dapat peran atau tidak, dapat kepercayaan atau tidak, mendapat dukungan atau tidak dari masyarakat,\" terang dia. Semuanya akan kelihatan pasca pemilu tahun depan. Khusus untuk Partai Berkarya, dia menilai bahwa peluang mereka bisa mendapat dukungan belum terlampau besar. Sebab, ada beberapa persoalan yang dinilai akan menghambat laju partai tersebut. 

Di antaranya soal pemerintahan di era mantan presiden Soeharto. \"Kesulitan partai ini berjalan ke depan dengan ingin mengagungkan masa lalu. Kesulitan mereka di situ,\" terang Ray. Padahal, masa lalu yang dimaksud belum tentu bisa diterima sepenuhnya oleh masyarakat. Malahan, masih kata dia, boleh jadi generasi saat ini anti dengan masa lalu tersebut. Karena itu, dia berani menyampaikan bahwa peluang Partai Berkarya dapat dukungan besar dari masyarakat belum terlalu besar.

(ken/syn/)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: