>

SIDOARJO – Master plan Terminal 3 Bandara Juanda plus double runway menjadi kebutuhan mendesak. Itu menyusul insiden tersangkutnya roda depan pesawat Lion Air JT922 di landasan pacu kemarin (20/5). Boeing 737-900ER (B739) registrasi PK-LGJ sedianya menerbangkan 190 penumpang ke Denpasar molor dari 10.30 menjadi 13.41. Penyebabnya, runway 10 bagian barat ambles hampir setinggi as roda depan pesawat.

Gangguan penerbangan pada akhir pekan itu membuat efek berantai. Sedikitnya 29 penerbangan yang hendak mendarat maupun terbang terganggu. Perinciannya, 15 kedatangan ke T1 dan tiga kedatangan ke T2 dialihkan ke bandara terdekat. Di antaranya, Ngurah Rai, Denpasar; Adi Soemarmo, Solo; maupun Ahmad Yani, Semarang. Penerbangan berangkat selebihnya yang terganggu, tujuh keberangkatan dari T1 dan empat keberangkatan dari T2 molor.

          Begitu mendapati laporan dari pilot maupun petugas Airnav yang standby di air traffic control, pihak Angkasa Pura (AP) 1 Juanda selaku pengelola bandara bersama Otoritas Bandar Udara Wilayah III Surabaya menerbitkan notam (notice to airman). Isinya menutup sementara waktu operasional bandara mulai pukul 10.30. \'\'Kami putuskan untuk aerodrome Bandara Juanda tutup,\'\' ungkap Kepala Seksi Komunikasi dan Legal AP 1 Juanda Yuristo Ardhi Hanggoro.

          Versi Yuris, penutupan lalu lintas bandara akibat gangguan teknis pada pesawat. Yakni, macetnya nose wheel (roda depan) pesawat setelah berbelok dari taxiway dan saat hendak take-off di runway. Kondisi itu mengakibatkan aspal landasan mengelupas. \'\'Kemungkinan roda berjalan di luar markah. Selebihnya kami menanti investigasi dari pihak terkait (Komite Nasional Keselamatan Transportasi),\'\' lanjut mantan Humas AP 1 Sam Ratulangi, Manado itu.

          Pernyataan sebaliknya Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihanto bahwa pesawatnya on the track menuju line up position runway. \'\'Kondisi aspal di ujung landas pacu amblas, sehingga tidak berfungsi baik,\'\' yakin Danang. Akibat roda depan tersangkut aspal hampir 20 sentimeter yang mengelupas, pesawat tidak bisa bergerak maju. \'\'Koordinasi di lapangan dilakukan penarikan menuju apron menggunakan kendaraan penarik pesawat,\'\' terang Danang.

          Penutupan temporer mulai pukul 11.06 berlangsung 1 jam 43 menit. Selama itu petugas ground handling menderek pesawat ke apron 23. Kemudian petugas departemen teknik memperbaiki landasan yang terkelupas. Perbaikan dilokalisir sekitar 300 meter ujung barat dengan lebar 45 meter dari total panjang landasan mencapai 3.000 meter. Setelah dinyatakan clear, tepatnya pada 12.25 Notam penutupan sementara dicabut.

          Berdasarkan pantauan Jawa Pos (Induk Jambi Ekspres), efek berantai keterlambatan 29 penerbangan masih terasa sampai tadi malam. Salah satu penumpang bernama Henri Subiakto yang terbang dari Jember terpaksa dialihkan pendaratannya di Semarang. \'\'Seharusnya mendarat jam 11.00. Setelah muter-muter di atas Surabaya lama, akhirnya dialihkan di Semarang dan belum jelas ke Juandanya,\'\' keluh dosen Unair yang juga Staf Ahli Kementerian Komunikasi itu.

(den/sep)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: