>

Terus Cari Korban Kapal Tenggelam di Danau Toba

Terus Cari Korban Kapal Tenggelam di Danau Toba

JAKARTA – Pencarian korban penumpang kapal kayu KM Sinar Bangun yang tenggelam Senin (18/6) di Danau Toba terus dilakukan. Bila sebelumnya jumlah penumpang sempat tidak jelas, berdasarkan pengaduan masyarakat mulai diketahui prediksi jumlah penumpang kapal nahas tersebut.

Kabagpensat Divhumas Polri Kombespol Yusri Yunus menjelaskan, karena tidak ada daftar penumpang atau manifes, maka petugas mengimbau agar masyarakat melaporkan bila ada keluarganya yang menghilang atau kemungkinan menumpangi kapal tersebut. ”ada poskonya untuk mengadu, posko Disaster Victim Identification (DVI),” tuturnya.

Berdasar data pengaduan di posko korban kapal tenggelam KM Sinar Bangun itu didapatkan data ada sekitar 94 orang penumpang yang masih dalam pencarian. ”Jadi ini berdasar laporan masyarakat yang anggota keluarganya menghilang,” jelasnya.

Namun, jumlah tersebut kemungkinan bisa bertambah. Mengingat, ada kemungkinan masyarakat yang belum melapor. ”Karena tidak ada manifes atau daftar penumpang jadi kendala utama menentukan jumlahnya,” papar mantan Kabidhumas Polda Jawa Barat tersebut.

Terkait upaya pencarian, saat ini petugas menggunakan tiga kapal untuk menyisir Danau Toba. Yakni kapal milik Organisasi Perkapalan Simanindo dan kapal KMP Sumut I. ”Petugas gabungan Polri, Basarnas dan TNI,” terangnya.

Untuk korban meninggal dunia yang ditemukan Senin, identitasnya adalah Tri Suci Hadayani, 24, asal Aceh Tamiang. ”Senin identitasnya belum diketahui ya,” papar polisi dengan tiga melati di pundaknya tersebut.

Menurut dia, sampai Selasa siang belum ditemukan ada korban lainnya. Namun, petugas menemukan sejumlah barang yang diduga milik penumpang, yakni sebuah tas hitam berisi satu unit handphone dan KTP atas nama Maya Oktavianti asal Binjai. ”Masih diduga merupakan salah satu penumpang,” paparnya.

Lalu, ditemukan tiga tas, dua jaket hitam, dua jirigen, satu ember berserta potongan jirigen yang diduga dari kapal yang tenggelam tersebut. Dia menjelaskan, upaya pencarian korban masih dilakukan, namun kendala saat ini adalah cuaca dan ombak di Danau Toba. ”Semua masih bekerja,” ujarnya.

Lain dengan data Polri, Badan Nasional Pencarian dan Penyelamatan (BNPP) alias Basarnas menyebut ada ratusan orang dilaporkan menjadi korban hilang. Sampai kemarin sore pencarian masih berlangsung. Menurut Kepala Kantor Basarnas Medan Budiawan, pencarian bakal terus dilakukan sampai empat hari ke depan. ”Sesuai dengan aturan tujuh hari pencarian bisa diperpanjang tiga hari,” ujarnya kepada Jawa Pos.

Beberapa metode pencarian sudah disiapkan oleh Basarnas Medan. Salah satunya mengerahkan penyelam. ”Hari pertama nggak ada penyelam. Hari ini mulai ada penyelam,” jelas Budiawan. Untuk sementara, penyelam yang dikerahkan masih fokus mencari korban hilang pada kedalaman 25 meter dari permukaan Danau Toba. ”Di TKP kapal tenggelam,” imbuhnya. Total, sembilan penyelaman yang dikerahkan oleh Basarnas Medan.

Tidak menutup kemungkinan, penyelam akan diperintahkan mencari jauh lebih dalam lagi. Namun demikian, itu akan dilakukan apabila alat-alat khusus sudah tiba. Kemarin, sambung Budiawan, operasi pencarian dimulai sejak pukul 04.00 WIB. Tim yang dikerahkan oleh Basarnas Medan bergerak ke tiga lokasi sekaligus. ”Untuk memaksimalkan pencarian,” ungkap dia. Sayang, upaya tersebut belum membuahkan hasil.

Budiawan mengakui bahwa gelombang cukup berpengaruh terhadap upaya pencarian yang dilakukan oleh instansinya. Data sementara yang diperoleh Basarnas Medan jumlah korban berhasil dievakuasi sebanyak 19 orang. Termasuk satu korban meninggal dunia. Sedangkan jumlah korban hilang masih belum pasti. Sebab, KM Sinar Bangun berlayar tanpa manifes yang memuat data penumpang. ”Memang manifes itu nggak ada,” tegasnya.

Alhasil, data jumlah korban hilang belum bisa dipastikan. Tapi, Budiawan menyebutkan bahwa hasil rapat bersama Kementerian Perhubungan (Kemenhub), BPBD, TNI, Polri, serta pemda setempat kemarin siang didapat angka 128 korban hilang. ”Jumlah korban yang belum didapat itu 128 orang,” kata dia. Angka itu diperoleh dari pengaduan masyarakat yang merasa keluarganya turut naik KM Sinar Bangun dan tidak kunjung ada kabar.

Karena itu, Budiawan menyebutkan bahwa angka tersebut masih bisa berubah. Mengingat posko pengaduan masyarakat masih dibuka. ”Kalau besok (hari ini) ada lagi yang lapor satu. Jadi, 129 orang,” imbuhnya. Dia pun menegaskan, jumlah korban hilang yang menjadi patokan berdasar pengaduan masyarakat. Sebab, sejak KM Sinar Bangun tenggelam angkanya tidak pasti dan simpang siur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: