Langkah Yang Kami Lakukan saat Divonis Positif
Istirahat yang cukup dan tidak stress adalah hal lain yang sangat ditekankan oleh dokter. Pagi hari jam 8-9 berjemur. Namun karena saat ini musim hujan, agak jarang mendapatkan matahari pagi. Setiap bangun pagi, kami juga rutin memeriksa suhu tubuh, tekanan darah, denyut nadi, dan kadar oksigen. Alhamdulillah sejak isolasi sampai hari ini, selalu dalam kondisi normal. Pernah di awal positif, detak jantung sampai 110, ternyata itu karena cemas yang berlebihan. Kondisi istri, juga sangat stabil dan bahkan sejak awal istri tampak lebih tenang.
Kami juga senam dan main sepeda statis, tapi tipis-tipis. Yang penting tubuh bergerak. Sangat membosankan memang, tetapi itulah konsekuensi yang harus kita telan karena positif covid-19. Kadang malam hari kita susah tidur karena kepikiran. Biasanya kami buat ngaji sendiri atau mendengarkan murotal Al Quran, sangat membantu ketenangan. Setiap malam kami juga video call dengan anak-anak, Ibu di Jember, juga keluarga di Pasuruan. Program sedekah rutin, jika ada,
jangan dihilangkan justru ditingkatkan. Kiriman doa dan shalawat dari para sahabat juga kami lafadz-kan setiap malam.
Hidung berair tiap malam dan tanpa indera penciuman, ngilu, perut sakit, kadang demam adalah gejala yang kami rasakan pada 3-5 hari pertama isolasi. Tapi ya harus dinikmati seraya berdoa Allah SWT akan memberikan pertolongan.
“Hasbunallah wanikmal wakil nikmal maula wanikman nasir” (Cukuplah ALLAH sebagai penolong kami, dan ALLAH adalah sebaik-baik pelindung). ([email protected])
*)Tofan Mahdi, wartawan senior. Penulis buku “Pena di Atas Langit”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: