Gaji Makin Gede, 4 Eks Menteri Jokowi Ini Rela Jadi Komisaris BUMN
JAKARTA— Gaji menteri ternyata lebih rendah dari gaji direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Wajar saja, empat eks menteri era Jokowi ini rela jadi komisaris BUMN. Menurut eks Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, gaji direksi BUMN 30 kali lipat gaji menteri.
Disimpulkan dari pernyataan Jonan, maka rata-rata remunerasi bulanan direksi BUMN sekitar 33 kali lipat dari gaji menteri.
Tentu angka ini dibandingkan dengan gaji pokok dan tunjangan menteri yang totalnya sebesar Rp18,6 juta saja.
Dilansir dari laporan keuangan semester I-2019 beberapa perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia(BEI), jumlah imbalan jangka pendek, dalam hal ini gaji dan tunjangan dewan direksi, berkisar Rp93 juta hingga Rp2 miliar.
Nilai ini belum termasuk bonus yang nilainya bisa 2-3 kali lipat dari imbalan jangka pendek.
Dari penelusuran Pojoksatu.id, gaji direksi BUMN itu paling kecil Rp185 juta per bulan dan tentu saja paling besar hamper Rp6 miliar per bulan.
Mengutip CNBC Indonesia, Senin (23/9/2019), berdasarkan laporan keuangan interim Juni 2019, direksi BUMN perbankan menduduki posisi teratas remunerasi per bulan dengan rata-rata satu orang hampir Rp 6 miliar.
Nilai remunerasi sendiri ialah total perolehan gaji dan tunjangan, tantiem dan bonus, serta imbalan kerja jangka panjang.
Berikut beberapa eks menteri Jokowi yang kini menduduki kursi empuk komisaris BUMN.
1.Wishnutama Kusubandio
PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) mengangkat Wishnutama Kusubandio sebagai Komisaris Utama Telkomsel yang baru.
Keputusan tersebut berlaku efektif mulai 11 Februari 2021. Wisnu merupakan eks menteri parekraf.
2.Arcandra Tahar
Wamen ESDM, Archandra Tahar, kini ditunjuk sebagai Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: