>

DISWAY: Imlek Bencana

DISWAY: Imlek Bencana

\"Memamg saya direktur utama, tapi tidak punya wewenang apa pun di bidang keuangan. Semua pengeluaran harus ada tanda tangan Papa,\" jawabnya.

\"Apakah tidak ada aturan bahwa pengeluaran di bawah sekian juta tidak perlu lewat Papa?\" tanya saya.

\"Tidak ada. Sekecil apa pun harus lewat Papa,\" jawabnya.

Menurut Roy, akhirnya ia keluar paksa dari perusahaan ayahnya. Ia pun mendirikan usaha serupa dengan usaha ayahnya di Pamekasan, Madura. Sang ayah tidak ada masalah.

Lalu Roy membangun bengkel mobil di Surabaya. Tidak jauh dari rumah sang ayah. \"Begitu saya punya usaha di Surabaya bengkel saya diganggu terus oleh Papa,\" ujar Roy. \"Intinya, Papa tidak mau saya punya usaha di Surabaya. Kalau di Madura tidak apa-apa,\" ujar Roy.

Tapi Roy ingin berkembang di Surabaya. Ia merasa menguasai medan besar Surabaya.

\"Apa saja gangguan itu?\"

\"Terakhir, Papa menyuruh orang menggergaji tangga di bengkel saya,\" ujar Roy.

Itulah yang membuat Roy tidak tahan lagi. Lalu menembak mobil di showroom ayahnya tadi. Juga mobil milik pejabat itu. Yang membuatnya masuk tahanan itu.

Dua tahun kemudian, usaha bengkel Roy tetap jalan dengan baik. Yang di Madura juga baik. Bahkan ia mendirikan bengkel mobil di Mojokerto. Ia membeli tanah persis di sebelah Liek Motor, Mojokerto.

Lewat bengkelnya itu Roy punya maksud suatu saat akan membeli Liek Motor, Mojokerto, milik Papanya yang di sebelahnya itu.

\"Sekarang tidak mudah membeli Liek Motor Mojokerto. Papa ternyata sudah menjualnya ke orang lain,\" ujar Roy. \"Tapi suatu saat harus bisa saya beli,\" tambahnya.

Bulan lalu Roy punya pikiran baru. Ia mengatakan harus bisa mengambil alih showroom Liek Motor yang di Jalan Ketabang Kali, Surabaya. Yang letaknya persis di belakang Liek Motor yang ada di Jalan Walikota Mustajab –satu jalan dengan kantor Harian Disway.

Niat itu ia laksanakan 1 Februari barusan. Hari itu Roy datang ke showroom tersebut. Ia bilang ke karyawan di situ –sekitar 20 orang– untuk pergi. \"Saya sudah ambil alih usaha ini,\" ujar Roy kepada karyawan.

Mereka tahu siapa Roy: anak juragan mereka. Yang tidak lain adalah dirut mereka di masa lalu. Mereka pun meninggalkan showroom.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: