>

Tujuh Warga Pencari Emas Asal Muratara Tertimbun 7 Meter di Jambi

Tujuh Warga Pencari Emas Asal Muratara Tertimbun 7 Meter di Jambi

JAMBI – Aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) di Provinsi Jambi nyaris makan korban lagi.  Kali ini menimpa warga Muaratara, tepatnya  warga Desa Sosokan, Kecamatan Ulu Rawas, Kabupaten Muratara, berjumlah tujuh orang tertimbun longsor saat menggali emas di wilayah Provinsi Jambi.

Kejadian berlangsung, Jumat (12/2) sekitar pukul 23.00 WIB, berhasil di evakuasi Sabtu (13/2) sekitar pukul 02.00 WIB. Kejadian di perbatasan muara Sungai Linau, Desa Bukit Batu, Kecamatan Sungai Manau, Provinsi Jambi. Informasi dihimpun, aktivitas pertambangan ilegal (Peti) masih cukup di minati masyarakat yang hendak mengadu nasib dan peruntungan.

Dikutip dari www.sumeks.co ( Grup www.jambiekspres.co.id) Khususnya di wilayah Muratara yang menyeberang ke provinsi Jambi. Tewasnya dua warga asal Muratara, tertimbun longsor beberapa waktu lalu akibat mendopleng emas di Provinsi Jambi, belum hilang dari ingatan. Kali ini tujuh orang warga Kabupaten Muratara, kembali tertimbun tanah saat \"Nebeng\" mencari batu ore di galian eksvakator.

Namun ketujuh warga ini berhasil selamat, setelah berhasil di evakuasi warga menggunakan alat berat. Dua orang dinyatakan luka ringan, dan lima lainnya luka parah hingga patah tulang. Namun ada tiga orang yang mesti dilarikan ke rumah sakit di kota Lubuklinggau karena kritis.

Korban yang tertimbun diantaranya ishak (40), musthofa (42), Hanafi (26) mesti di bawa ke RSUD. Hendra gunawan, Hambali, alami luka dalam dan patah tulang, di rawat di rumah, Ibrahim (17), dan adi (17) luka ringan juga di rawat di rumah. Kepala Desa Sosokan, Giman saat di konfirmasi mengungkapkan, ada tujuh orang warganya menjadi korban dalam insident itu.

Dia membenarkan mayoritas warga di desanya mencari riski dengan cara mendopleng emas. Mereka tertimbun longsor dengan ketinggian 7 meter dari tepian galian. Proses evakuasi dilakukan dengan alat berat, “Kejadiannya semalam digali dengan alat berat, rata rata korban muntah darah dan patah tulang,” kata Giman.

Dia juga membeberkan, keseluruhan korban berhasil diangkat dari timbunan tanah itu berkisar pukul 02.00-03.00 WIB, dan langsung dibbawa ke Muratara, dengan cara di gotong tandu berjalan kaki selama 8 jam.

 Sejumlah warga dan kerabat korban, sempat terpantau berkumpul di Jalan Poros Desa Kuto Tanjung, dan Desa Sosokan, Kecamatan Ulu Rawas, menantikan proses evakuasi ke tujuh korban. “Saat ini saya sedang membawa tiga orang warga ke rumah sakit kota Lubuklinggau, maaaf tadi sempat diskomunikasi karena sibuk,” timpalnya.

Informasi tujuh warga Sosokan tertimbun ini, juga dibenarkan secara langsung Camat Ulu Rawas, Makhturidi saat di hubungi. “iya semuanya warga sosokan, mereka Nebeng cari batu ore di tepi galian eksvakator di Provinsi Jambi,” bebernya.

Makhturidi mengaku sempat menjenguk langsung korban yang sudah evakuasi dan di bawa pulang ke rumah. Tidak ada yang meninggal dalam kejadian itu, hanya 2-3 korban yang dianggap cukup parah kondisinya mesti dilarikan ke rumah sakit.

“Tidak ada yang meninggal, semua selamat saya dari sana tadi siang. Mereka di evakuasi warga dari galian, cuma ada yang kondisinya parah,” timpalnya. Pihaknya mengimbau, agar masyarakat jangan mengabaikan keselamatan diri saat mencari rezeki. Terlebih lagi warga yang melakukan aktivitas Dompleng, selain dianggap merusak lingkungan aktivitas itu beresiko tinggi.

 “Mereka nekat berjalan kaki dari Desa Kuto tanjung 8 jam menuju wilayah perbatasan. Untung kelimanya selamat, saya imbau jangan berlebihan mencari rezeki sampai mengabaikan keselamatan,” bebernya.

Camat Ulu Rawas mengungkapkan, saat ini merupakan puncak musim penghujan. Bagi warga Ulu Rawas kushusnya di minta berhati hati, karena tidak menutup kemungkinan potensi longsor dan bencana alam lainnya terjadi. “Di tempat biasa, bisa terjadi longsor, apa lagi lokasi galian seperti itu,” tutupnya.(cj13/cj17)

Sumber: www.sumkes.co

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: