>

DISWAY: Vaksinta Awet

DISWAY: Vaksinta Awet

Lulusan Universitas Sanata Dharma Jogjakarta ini mendukung penuh Vaksin Nusantara. Melki yang sedang melakukan tugas di Jogja pun mampir ke Semarang. Ke rumah sakit Kariadi, tempat uji coba Vaksin Nusantara dilakukan.

Di situ Melki bertemu ahli-ahli dari Universitas Diponegoro dan juga dari RS Kariadi. Dari penjelasan yang diberikan, Melki bisa paham cara kerja Vaksin Nusantara. Ia juga percaya pada hasil uji coba fase pertama yang sudah dilakukan. Terhadap 28 orang. Yang semuanya tidak menunjukkan terkena efek samping apa-apa.

Apalagi, kata Melki, imunitas benar-benar muncul pada relawan uji coba. Bahkan ada yang dengan angka sangat tinggi\".

Melki pun ikut ke BPOM. Sebagai bentuk dukungannya pada Vaksin Nusantara. \"Saya mendukung BPOM tetap profesional. Tapi BPOM kan juga bagian dari perjuangan bangsa,\" kata Melki.

Forum Zoom kemarin itu kelihatannya memang diadakan untuk memberikan dukungan pada karya anak bangsa. Terutama di tengah persaingan global yang keras sekarang ini.

Karena itu dihadirkan juga Deputi 7 Badan Intelijen Negara (BIN) DR Wawan Purwanto, sebagai salah satu pembicara. BIN memang lembaga yang termasuk pertama-tama memberikan dorongan nyata pada lahirnya penemuan dalam negeri di bidang penanganan Covid. Lahirnya GeNose dari UGM, misalnya, juga mendapat dukungan dana dari BIN.

Eko Galgendu, yang juga jadi pembicara, sampai minta harus presiden sendiri yang berada di komando paling depan untuk memenangkan persaingan global ini.

Saya juga mengajukan satu agenda lagi –di samping soal vaksinta tadi. Yakni mengenai satu istilah yang kelihatannya juga harus diluruskan. Yakni istilah \'vaksin seumur hidup\' itu.

Istilah Vaksin Nusantara \'bisa dipakai seumur hidup\' ini telah menjadi isu yang sensitif. Sebaiknya tidak perlu dipakai lagi. Agar tidak banyak yang sensi.

Saya pun menghubungi dokter Jenderal Terawan Agus Putranto –mantan menteri kesehatan itu. Dari mana istilah \'vaksin seumur hidup\' itu? Yang hanya bikin heboh saja –sampai Disway pun ikut menggunakan istilah itu?

Ternyata Terawan tidak pernah melontarkan istilah \'untuk seumur hidup\'. Ia juga tidak tahu dari mana datangnya istilah itu. Saya pun menghubungi dokter Terawan. Saya tanyakan soal itu. \"Waktu di Kompas TV saya tidak ngomong begitu, \" ujarnya.

Itulah satu-satunya forum yang dihadiri Terawan. \"Di situ Pak Terawan hanya mengemukakan istilah \'awet\' bukan seumur hidup,\" ujar salah satu penyelenggara yang menonton acara di Kompas TV.

Maka jelaslah bahwa ada dua isu penting yang terklarifikasi di forum itu. Yakni soal penyebutan istilah vaksin dan soal seumur hidup tadi.

Kita pun menunggu-nunggu kelanjutannya: vaksin atau vaksinta. Seumur hidup atau awet –bertahan lama.(Dahlan Iskan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: