6 Fakta Pelaku Bom Bunuh Diri Gereja Katedral Makassar
MAKASSAR– Pelaku pengebom Gereja Katedral, Makassar berhasil diketahui. Pelaku merupakan suami istri, Lelaki berinisial LL dan istrinya berinisial YSR. Kapolda Sulawesi Selatan (Sulsel) Irjen Pol Merdisyam memastikan kedua pelaku meninggal dunia. Pelaku bom bunuh diri ini tidak sempat masuk ke dalam gereja.
Dari beberapa informasi yang dihimpun Fajar.co.id berikut enam fakta terkait pasutri pelaku bom Gereja Katedral Makassar.
Tubuh Keduanya Hancur
Kapolda Sulsel Irjen Merdisyam mengatakan, korban bom bunuh yang meninggal dunia itu, kondisi badannya hancur dan beberapa bagian tubuhnya rusak karena ledakan.
Pelaku bom bunuh diri ini tidak sempat masuk ke dalam gereja. Saat itu, petugas pengamanan gereja sempat menahan pelaku bom bunuh diri di pintu gerbang, saat bersamaan juga proses peribadatan sudah selesai.
“Tidak sempat masuk, karena saat itu pengamanan gereja mencurigai orang yang akan masuk gereja. Ledakannya itu di pintu gerbang dan tidak sempat masuk gereja,” katanya lagi.
Baru 6 Bulan Menikah
Kadiv Humas Polri Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, pelaku bom bunuh diri merupakan seorang laki-laki dan perempuan.
Dari data yang diperoleh keduanya merupakan pasangan suami istri atau pasutri. “Benar, pelaku pasangan suami istri baru menikah enam bulan,” kata Argo kepada wartawan, Senin (29/3).
Tinggal di Jalan Tinumbu 1
Rumah pelaku bom bunuh diri berinisial L yang ditinggali bersama istrinya di Jalan Tinumbu I Lr 132A, Kelurahan Bunga Ejaya, Kecamatan Bontoala, Makassar, Sulawesi Selatan, digeledah Densus 88, Senin (29/3). Ada dua titik pengeledahan dilakukan aparat bersenjata lengkap. Satu di rumah indekos pelaku RT/RW 003/001 nomor 15, kemudian dilanjutkan di kediaman orang tua pelaku yang berjarak 50 meter dari rumah indekos bersangkutan.
Didoktrin 4 Orang
Pasutri diketahui terpapar radikalisme dari empat orang itu berinisial AS, SAS, MR, dan AA. Empat sekawan ini sudah ditangkap oleh Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri di Bekasi, Jawa Barat tadi malam.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, mengatakan, empat orang tersebut punya peran yakni mempengaruhi LL dan YSR, untuk melakukan bom bunuh diri di gereja tersebut saat para jemaat hendak melakukan ibadah.
“Perannya sama – sama dengan L dan YSR. Mereka dalam satu kelompok kajian di Villa Mutiara, yang kasih doktrin dan persiapan jihad dan berperan membeli bahan alat peledak bom bunuh diri,” kata Jenderal Listyo, di Mapolda Sulsel, Senin (29/3/2021).
Tergabung di Kelompok JAD
Dari semua yang ditangkap termasuk pengantin bom, mereka adalah kelompok yang tergabung dalam Jemaah Asharut Daurah (JAD) Sulsel, dan pernah terlibat dalam operasi di Dolo, Filiphina pada tahun 2012 silam.
Punya Hubungan dengan 19 Terduga Teroris
Selain itu, terduga pelaku ini memilki keterkaitan dengan penangkapan 19 terduga teroris di Kota Makassar, Kabupaten Gowa, dan di Kabupaten Enrekang, pada Januari 2021 lalu. (Ishak/fajar)
Sumber: www.fajar.co.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: