Studentpreneurship: Menggali Minat Siswa Berwirausaha Sejak Dini

Studentpreneurship: Menggali Minat Siswa Berwirausaha Sejak Dini

Oleh: Diana Indrawati, M.Pd; 

Berhasil memberikan pengalaman dan pembelajaran bermakna bagi siswa merupakan tujuan mulia yang ingin dicapai oleh seorang guru. Apalagi pembelajaran tersebut berlangsung secara daring di masa pandemi.
Kali ini saya mengajarkan materi teknologi pangan pada tema 7 di kelas 3 SDN 174/V Intan Jaya.
Awalnya saya merasa kesulitan mengajarkan materi ini. Setelah berdiskusi dengan sesama rekan guru akhirnya saya menemukan cara yang mudah menyampaikan pembelajaran ini. Hasil yang saya dapat berupa laporan kegiatan yang telah dilakukan siswa di rumah yang bekerja sama dengan orangtuanya.
Tujuan pembelajaran yang ingin saya capai adalah siswa dapat menyebutkan makanan yang disukainya yang merupakan hasil pengolahan teknologi pangan. Selanjutnya siswa dapat membuat laporan sederhana tentang pembuatan makanan yang disukainya dan merupakan hasil pengolahan teknologi pangan.
Melalui grup WhatsApp kelas III saya menyampaikan materi ini pada waktu yang telah kami sepakati untuk belajar daring, awalnya saya menanyakan makanan kegemaran siswa. Secara antusias mereka memberikan jawabannya masing-masing.
Kemudian setelah siswa semua memberikan jawaban, saya mulai menanyakan kepada siswa, mana makanan yang telah disebutkan tadi yang merupakan hasil pengolahan teknologi pangan sendiri.
Merekapun mulai merespon, beragam jawaban telah diberikan siswa. Sedangkan dua orang siswa yang tidak memiliki handphone android, setelah pembelajaran daring saya mendatangi kedua siswa tersebut dan memberikan penjelasan sederhana tentang materi ini dengan tidak mengabaikan protokol kesehatan.
Membuat dan Mengolah Makanan Sendiri
Selanjutnya saya memberikan tugas agar mereka memilih salah satu dari makanan tersebut untuk dibuat di rumah bersama orangtua masing masing. Ada yang membuat susu kedelai, telor asin, dan produk olahan tempe.
Saya menyampaikan hal ini pada setiap orangtua siswa melalui grup WhatsApp agar membantu anaknya dalam kegiatan pembuatan makanan yang dilakukan dengan teknologi pangan karena bila ditekuni kegiatan ini dapat dijadikan peluang usaha.
Setiap siswa dan orangtua mengumpulkan bahan-bahan sendiri, dan dalam pembelajaran tersebut, orangtua memberikan penjelasan bagaimana cara membuatnya. Hal ini menunjukkan adanya komunikasi antara orangtua dan siswa agar pembelajaran tetap MIKiR (Mengalami, Interaksi, Komunikasi, dan Refleksi).
Siswa juga dapat berkomunikasi dengan orangtua, mulai dari menanyakan nama-nama bahan, sampai bagaimana membuat makanan tersebut.
Setelah siswa membuat makanan, saya meminta siswa membuat tulisan untuk merefleksikan hasil pembuatan makanannya. Dalam hal ini siswa saling berinteraksi dengan orangtuanya.
Laporan pembuatan makanan tersebut dibuat secara tertulis dan sederhana sesuai kemampuan masing-masing yang tentunya seperti contoh yang diberikan guru tentang laporan sederhana, dengan batasan waktu yang telah disepakati.
Mengunggah Video dan Laporan Tertulis di WhatsApp
Setelah selesai menulis laporan kegiatan, siswa mengunggahnya ke grup WhatsApp kelas. Mereka antusias untuk menyampaikan hasil belajarnya membuat makanan.
Tepat sampai waktu yang ditentukan masing-masing siswa telah memberikan laporan hasil kegiatan yang dilakukan di rumah berupa laporan kegiatan.
Laporan yang diberikan bervariasi, unik dan kesuai kemampuan mereka yang masih di usia dini. Agar semua teman mengetahui saya meminta siswa membacakan laporannya dan divideokan lalu dikirim ke grup WhatsApp kelas.
Karakter mata pelajaran (mapel) yang dibangun adalah penemuan, percobaan, dan melatih kreativitas/ inovasi siswa menjadi penemu.
Beragam tanggapan disampaikan siswa terhadap pembelajaran. Sayapun memberikan penilaian sesuai kriteria penulisan laporan kegiatan. Selain melatih siswa menulis laporan, saya juga membangkitkan minat siswa di usia dini terkait jiwa wirausahanya.
Setelah membuat beragam produk makanan, siswa bisa menjualnya ke teman, tetangga, dan bisa dikonsumsi sendiri untuk program ketahanan pangan.
Seperti yang disampaikan Kasih Aulia Putri, siswi kelas III yang selalu bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Ia bersama ibunya membuat telur asin.
“Senang, banyak melakukan kegiatan percobaan, lalu membuat laporan secara rinci,” ujarnya. (*)

*) Guru SDN 174/V Intan Jaya Tanjab Barat/ Fasilitator Program PINTAR Tanoto Foundation

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: