>

DISWAY: Fisika Nusantara

DISWAY: Fisika Nusantara

Obat atau vaksin yang pada akhirnya menjadi mahal atau \"tidak ekonomis\" tentunya bukan suatu temuan yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah pandemi global ini. Kebanggaan akan \"produk anak bangsa\" memang suatu jargon nasionalisme yang perlu dijadikan semangat meneliti para ilmuwan Indonesia, yang dapat membawa marwah bangsa Indonesia ke derajat internasional demi cerahnya masa depan Indonesia.

Secerah datangnya sinar matahari musim panas yang mulai terasa di Surabaya, secerah harapan Indonesia untuk menuju sepuluh besar negara di dunia (atau bahkan lima besar negara dengan ekonomi terkuat), tentunya juga harapan kesehatan rakyatnya yang di tahun ini mencapai lebih dari 270 juta jiwa. Seperti sehat sejahteranya rakyat di negara negara maju lainnya…layaknya menyambut \"hari Kartini\" : habis gelap terbitlah terang….. Aamiin. 

Surabaya, Subuh 19 April 2021,

Puruhito, ketua Majelis Penelitian Dewan Pendidikan Tinggi Ditjen Dikti, 2008-2020

***

Saya sendiri kemarin ke RSPAD Gatot  Subroto Jakarta. Sebanyak 30 orang bersama saya: ingin jadi relawan uji coba fase 2 Vaksin Nusantara. Sebagian besar dari Surabaya, teman-teman senam SDI.

 

Di RSPAD kami menerima penjelasan apa itu penelitian VakNus. Bagaimana menjadi relawan –berikut kewajiban dan risikonya. Penjelasan itu diberikan oleh dr Kol Jonny. Itu sesuai dengan kaidah penelitian.

Di akhir pertemuan masih ditegaskan lagi: apakah tetap akan mau jadi relawan– bubuhkanlah tanda tangan. Atau mundur –karena tidak boleh merasa terpaksa.

Pun setelah menyatakan tetap mau, bukan berarti langsung bisa jadi relawan. Harus di atas 18 tahun –kami semua lolos. Harus tidak sedang sakit –satu dari kami gugur. Harus belum pernah vaksinasi –tiga orang lagi gugur.

Juga harus bersedia datang lagi untuk memeriksakan-pemeriksaan lanjutan –satu lagi gugur: belum tentu diizinkan perusahaannya untuk sering mbolos.

Banyak sekali persyaratannya. Yang lolos dari semua itu masih ada satu lagi: dites dulu darahnya. Untuk diperiksa: apakah sedang menderita HIV, dan lain-lain.

Lantas diperiksa lagi urinenya: apakah sedang hamil –bagi wanita. Kami semua lolos. Tidak ada yang lagi hamil.

Yang berstatus suami juga harus sanggup tidak menghamili istri selama dua bulan ke depan –perlu pakai kondom.

Saya tidak lolos.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: