>

Until Today

Until Today

Ciel dan Samuel tersenyum puas melihat wajah pias sekaligus menyedihkan dari Dave, sebelum benar – benar meninggalkan Dave sendirian di halaman rumah Mariana, Ciel dan Samuel kompak menepuk bahu Dave dan mengucapkan kata prihatin pada Dave,

“Nikmati sisa harimu Dave,” Ujar mereka kompak, lalu tertawa meninggalkan Dave sendirian.

Kini Dave menjadi satu – satunya orang yang tertinggal di halaman rumah Mariana, ingin masuk takut Mariana marah, tak masuk adiknya ada disana, dan dia merindukan adiknya, Soheila.

Dave terus berjalan mondar –mandir di sepanjang halaman rumah, berpikir untuk memasuki rumah mariana atau tidak, atau mengambil pilihan untuk kemabli esok hari yang memungkinkan ia juga akan diusir oleh Mariana. Hari sudah semakin petang, tak terasa waktu berjalan cepat padahal Dave merasa sangat sebentar tadi, dirinya juga belum makan siang tak ayal perutnya berbunyi hanya saja ia terlalu abai.

Dave berjalan menuju teras rumah Mariana, dan memutuskan untuk meminta maaf pada Mariana atas kelakukannya, dirinya salah menghiraukan peringatan Samuel tentang ibu asuhnya Samuel ini. Pantas saja Mariana selalu mendapat julukan nenek lampir menyebalkan atau nenek sihir tua pemarah, rasanya Mariana memang lebih sangar dari tokoh nenek – nenek penyihir yang menjadi penjahat.

Baru saja ingin mengetuk pintu, pintu depan Mariana sudah terbuka dengan sosok Mariana sendiri, masih dengan tatapan yang tidak menyenangkan, Mariana menyuruh Dave masuk dan makan, mendengarnya membuat Dave sedikit lega.

“Masuklah, dan makanlah makanan yang ada di dapur, nenek tahu kau belum makan siang,” ujar Mariana sinis, walau sinis Dave tahu Mariana peduli padanya.

Tak ingin menyia – nyiakan kesempatan, Dave segera meraih tangan Mariana dan menyalimnya, “Maaf,” Ujar Dave pelan, seumur – umur dirinya, Dave sangat jarang minta maaf karena menurutnya itu memalukan dan kadang kata maad juga menjadi tidak terlalu berarti bagi dirinya, namun entah mengaa rasanya ia harus mengucapkan itu pada Mariana.

“Aku terbiasa hidup di kota dimana kami mengurusi hidup kami masing – masing, tutur, adab, sopan santun, ramah tamah tidaklah terlalu menjadi prioritas kami asal kami tidak menganggu, maaf sekali lagi nek,” jelas Dave pelan.

Mariana hanya menganggukan kepalanya sebagai respon, Dave sedikit kecewa melihat respon Mariana atas permintaan maafnya namun dilain sisi ia juga merasa lega. Dave tidak sadar, Mariana tersenyum kecil melihat Dave dan segera mengganti raut wajahnya sebelum Dave menyadarinya. Dasar Mariana. (*)

Bersambung

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: