Cerita Jamaris, Guru Honorer yang Mendadak Kaya dari Proyek Pembangunan Bendungan
TAKALAR – Hidup Jamaris perlahan berubah. Semenjak mendapat uang Rp800 juta dari pembebasan lahan proyek pembanguan Bendungan Pamukkulu, Kabupaten Takalar, dia memborong satu unit motor dan satu mobil baru.
Dua kendaraan itu tentu mempermudah pekerjaannya sebagai guru honorer di salah satu sekolah di Kota Makassar, yang dulunya naik motor, kini sudah naik mobil.
“Alhamdulillah sekarang saya naik mobil. Apalagi jarak dari sini (rumah) ke sekolah sekitar 40 kilometer,” katanya, Senin (24/5/2021).
Meski warga Dusun Ko’mara, Desa Kale Ko’mara, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar ini masih berstatus sebagai guru honorer selama 13 tahun, namun ia bersyukur mendapat rezeki nomplok, meski di luar pekerjaannya sebagai seorang guru.
Kendati demikian, Jamaris tidak melupakan jasa sepeda motor lama miliknya. Motor itu tetap ia gunakan jika cuaca sedang tak mendukung, pada saat ia hendak berangkat mengajar di Kota Makassar.
“Kalau semisal hujan, saya pakai (mobil baru). Sebelum ada mobil, saya pakai motor pergi mengajar. Jarak dari sini ke tempat mengajar (di Makassar) sekitar 40 km. Pulang pergi dan hanya dua kali atau tiga seminggu,” tambah dia.
Rencananya, lanjut Jamaris, mobil merah miliknya ini akan dipakai jalan-jalan ke rumah keluarganya meski cuaca di tempat tinggalnya saat ini kerap diguyur hujan.
“Nanti Insya Allah akan dipakai bersama keluarga pergi jalan-jalan. Jadi tidak kehujanan lagi. Saya dapat Rp800 juta dari pembebasan lahan ini. Saya pun borong 1 motor dan 1 mobil,” tandas pria bersuara lembut ini.
Tak jauh dari rumah Jamaris. Juga ada Herlina yang tampak sumringah. Bisa dibilang, dia juga menjadi orang kaya baru. Tanah dan rumahnya dibeli untuk pembangunan Bendungan Pemukkulu, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.
Entah apa yang dimimpikan oleh warga Dusun Ko’mara, Desa Kale Ko’mara, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Takalar ini, sehingga ia mendapat rejeki nomplok senilai Rp1 miliar lebih.
Dengan uang itu, wanita yang tinggal di daerah pelosok Kabupaten Takalar ini membeli dua unit sepeda motor dan satu mobil secara tunai.
“Yang diterima totalnya lebih Rp1 M. Saya sudah beli dua motor dan satu mobil,” kata Herlina, saat ditemui di rumahnya.
Angka tersebut, bagi dia adalah angka yang sangat fantastis. Betapa tidak, tanah miliknya yang dibeli itu juga terdapat aneka tanaman dan pepohonan besar yang membuat nilai jual tanahnya nyaris mencapai Rp1 miliar.
Ditambah lagi, rumah Herlina dianggap cukup strategis karena berdiri tepat di pinggir jalan hingga akhirnya dipatok dengan harga Rp30 ribu per meter ditambah dengan kuburan keluarganya yang ada di sekitar rumahnya.
“Luas tanah saya hampir satu hektar. Per meter Rp30 ribu lebih per meter. Rata-rata di sini semua beli kendaraan (motor dan mobil). Banyak juga yang pakai menikah. Tapi saya tidak tahu apakah itu dari uang hasil ini atau apa,” terang dia. (Ishak/fajar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: