Behind: Impossible

“Hmm, iyain, apasih yang nggak buat lo,” ucap Raja lagi sambil mengacak gemas rambu Veera.
“Raja,” panggil Veera pelan, “Gue berharap lo nggak akan jatuh cinta sama yang lain selain gue, gue berharap lo jatuh – sejatuhnya sama gue,” ujar Veera dengan suara serak.
“Veeraa,” Ucap Raja, Veera segera mengankat tangan kananya seolah menyuruh Raja untuk berhenti bicara sementara, Veera mendongkakkan kepalanya setinggi yang ia bisa guna menahan air matanya yang sedari tadi ingin jatuh, selain itu Veera terus mengipasi wajahnya agar tidak terasa panas, karena hal itu membuatnya semakin ingin mengangis. Melihat tingkah Veera membuat Raja merasa terhibut dan menerbitkan senyum kecil di wajah Raja.
“mungkin gue bukan orang baik Ja, tapi, gue selalu berusaha buat jadi yang terbaik sama orang yang gue anggap baik. Gue minta maaf sama lo Ja, atas kelakukan gue yang nyakitin lo selama ini, gue tahu, mungkin gue orang terjahat yang lo temui selama ini. Gue nggak bermaksud buat nyakitin lo Ja, gue sayang sama lo Ja, lo bakal jadi satu – satunya yang paling berkesan di hati gue, gue harap kebahagian selalu datang dan ada buat lo, gue pengen lo nemuin yang terbaik buat lo, jangan nyerah buat ngegapai mimpi lo Ja, gue emang nggak bisa ngasih apa – apa untuk lo, tapi gue bakal selalu ngedukung lo,” ujar Veera sedikit terisak, sekuat tenaganya Veera menahan isakan dan air matanya namun akhirnya ia tetap menjatuhkannya di hadapan Raja.
Raja yang mendengar seluruh ucapan Veera merasa tersentuh, Veera-nya selalu sama, walau Veera memiliki watak yang keras, Veera memiliki hati yang lembut, dan Raja tau selama ini, Veera tidak benar – benar ingin menyakitinya. Raja menarik Veera kedalam pelukannya, mendapat pelukan dari Raja membuat Veera tidak dapat lagi membendung tangisnya, Veera memeluk erat Raja karena setelah ini Veera tahu bahwa ia harus melepas Raja untuk selamanya, Veera ingin egois tapi ia tidak bisa, kerena Keken, adiknya lebih membutuhkannya.
“Gue tahu, dan gue selalu tahu itu.” Ujar Raja, “Gue juga minta maaf Ver, kalo selama ini gue nggak sengaja nyakitin lo, atau gue nggak sengaja ngerusak kebahagiian lo, jangan merasa jadi orang yang paling egois Veera, Karena kita berdua sama – sama diposisi untuk saling egois satu sama lain. Mungkin ini bakal jadi pelukan terkahir atau kata – kata terkahir gue buat seeorang Veera Roseana. Lo bener Ver, harapan lo terkabul, gue jatuh sedalam – dalamnya untuk seorang Veera Roseana, gue sayang sama dia sampe gue lupa caranya buat lupa tentang dia.” Lanjut Raja.
Raja melepasakan pelukannya dengan Veera, lalu menghapus air mata Veera, Raja menatap lekat wajah Veera yang kini, dirinya tersenyum pelan dan sedih. “Hati lo nggak berubah sama sekali, hati lo tetep hati Veera Roseana, tapi lo bukan lagi Veera Roseana,” Ujar Raja menitikkan air mata, “lo kan yang bilang ke gue kalo gue harus ngangep kalo Veera Roseana udah pergi dari gue selamanya, Veera Rosena udah mati buat gue,” lanjut Raja lagi
Veera tersenyum sedih mendengarnya, “Makasih karena udah ngasih kalung itu Ke Keken, dan makasih udah jadi temen Keken selama ini, Opet.” Ucap Veera sambil tertawa pelan yang membuat Raja juga ikut tertawa pelan.
“Ya, sama – sama, Gue pamit Kirana,” Pamit Raja, meinggalkan Veera sendirian, atau kini yang ada hanyalah Kirana. (*)
Bersambung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: