Behind: Impossible

Saat ingin memasuki lift, tidak sengaja Keken kembali tersandung karena heelsnya yang membuatnya hampir saja mencium lanti jika saja tidak ada orang yang menahan tubuhnya saat ini, segera Keken berdiri dan merapikan pakaiannya yang sedikit berantakan.

“Maaf, Maaf saya nggak sengaja, dan makasih sudah nolongin saya,” ujar Keken tanpa melihat orang yang menolongnya, namun tangan Keken dicekal oleh orang yang menolongnya.

“Keken?” Tanya Dafa memastikan bahwa orang yang ia tolong tadi adalah Keken, wanita yang sama yang ia temui di minimarket beberapa malam lalu.

“eh?” ucap Keken bingung, meningat kapan ia berjumpa Dafa, karena Keken merasa tidak mengenali Dafa, seolah paham dengan kebingungan Keken, Dafa segera mengucapkan namanya, “Dafa, yang diminimarket” ujar Dafa mengingatkan.

“oh, Kamu.” Ujar Keken,

“Santai aja sama gue,” ucap Dafa Karena Keken sangat kaku padanya.

“owh, Oke – oke, gue lagi nggak bawa dompet, dompet gue ada di meja kantor gue, dan lagipula gue buru – buru, entaran ya gue ganti uangnya.” Ujar Keken buru – buru, sedang Dafa menatap Keken bingung, melihat Dafa bingung segera Keken mengeluarkan ponselnya dan memberikannya ke Dafa membuat Dafa semakin bingung.

“catat nomor ponsel lu, cepeten gua lagu buru – buru banget, entar gue telpon,” suruh Keken, Dafa segera mengetikkan nomornya pada ponsel Keken, setelahnya memberi kembali ponsel itu pada Keken.

Keken segera mendial nomor yang tertera di ponselnya dan tak lama ponsel Dafa bordering, “Save, itu nomor gue,” ucap Keken lalu pergi meninggalkan Dafa begitu saja memasuki lift.

Dafa hanya tercengang dengan apa yang terjadi tadi, namun dia segera tersenyum senang mendapati nomor ponsel Keken, setidaknya itu satu langkah yang bagus untuk misi dirinya kedepannya, selain itu Keken terlihat lebih cantik dan menawan di balut setelan kerjanya, membuat Dafa tidak berhenti untuk terpesona, dan bolehkah Dafa katakana bahwa ia jatuh cinta? (*)

Bersambung

 

 

 

 

Sumber: