Denny Siregar: Abdullah Hehamahua Pendiri Taliban KPK, Prof Daniel Rosyid Pendukung Khilafah
Kelompok Sakit Hati di Belakang Amien Rais
Denny Siregar menambahkan, mereka yang berada di belakang Amien Rais dalam meluncurkan buku putih merupakan kelompok sakit hati yang dihajar Jokowi sampai hancur dan akhirnya tidak punya kekuatan lagi di masyarakat.
“Ini mungkin cara terakhir mereka, dengan mencoba membangkitkan kembali kematian 6 laskar Rizieq yang melawan polisi,” ucapnya.
Dikatakan Denny, mereka berharap kepercayaan masyarakat kepada Jokowi berkurang karena situasi Covid-19 yang semakin memburuk.
Kelompok sakit hati, kata dia, menganggap bahwa ini saat yang tepat untuk mengobarkan kebencian dan membangun gerakan besar untuk menurunkan Jokowi.
“Tetapi benarkah kepercayaan publik terhadap Jokowi turun dalam penanganan Covid-19 ini? Gak ternyata. Mereka salah besar,” beber Denny.
Beberapa lembaga survei sudah menegaskan kalau tingkat kepercayaan publik terhadap Jokowi masih sangat tinggi.
“Indikator politik bahkan menyebut tingkat kepercayaan publik pada Jokowi di angka 85 persen,” ujarnya.
“Bahkan lembaga survei terpercaya SMRC, Saiful Mujani menyebut kalau tingkat kepercayaan publik terhadap Jokowi dalam mengatasi pandemi ada di angka 77 persen,” imbuhnya.
Jadi, kata Denny, sulit sekali untuk menurunkan Jokowi karena publik masih percaya dia akan berhasil mengatasi krisis ini.
Yang harus dijaga menurut Denny bukan pandemi, karena semua orang tahu kalau pandemi ini bukan hanya dihadapi oleh Indonesia saja, tetapi juga seluruh dunia.
“Tetapi yang harus dijaga itu adalah rasa lapar, jangan sampai gara-gara pandemi ini ekonomi kita hancur dan rakyat sengsara, tidak bisa cari makan,” kata Denny.
Menurutnya, tidak ada dalam sejarah sebuah negara hancur karena virus, yang ada adalah negara hancur karena gabungan perut lapar bekumpul jadi satu di lapangan dan meneriakkan kemarahan.
“Di sanalah awal dari chaos sebuah negara. Dan inilah yang ingin dimanfaatkan oleh para politisi-politisi bre**sek itu, yang tidak punya sedikitpun rasa kemanusiaan dan rasa persatuan untuk bergotong-royong mengatasi wabah ini,” ucapnya.
“Mereka malah cari muka sendiri, memanfaatkan situasi untuk kepentingan mereka pribadi, dan menunggangi musibah untuk kepentingan politik mereka,” tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: