Puan Maharani Mulai Kritik Pemerintah, Pengamat: Jokowi Lebih Percaya ke Dua Tokoh Golkar

Puan Maharani Mulai Kritik Pemerintah, Pengamat: Jokowi Lebih Percaya ke Dua Tokoh Golkar

JAKARTA– Analis politik Hendri Satrio membeberkan analisisnya soal strategi Ketua DPR RI Puan Maharani menjelang Pilpres 2024. Ia menilai pemasangan foto Puan Maharani di baliho dan spanduk yang bertebaran di berbagai daerah, berhubungan dengan strategi Pilpres 2024.

Menurut Hendri, hal itu terkait dengan upaya Mbak Puan menaikkan popularitasnya di mata publik.”Jadi, kalau Mbak Puan pasang baliho, ya, itu bagian dari strategi 2024. Kan dia perlu menaikkan popularitas,” ucap Hendri dikutip dari JPNN.com, Senin malam (2/8).

Pendiri KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) itu menyebut bahwa Puan Maharani sebenarnya sudah populer. Namun, popularitas tersebut perlu lagi ditingkatkan sehingga elektabilitasnya juga naik.

“Dalam hasil survei KedaiKOPI, kan, Mbak Puan masih tertinggal (elektabilitasnya, red) dari calon-calon lain,” ucap Hendri.

Menurut Hendri, elektabilitas Puan sebenarnya bisa melejit bila Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sudah membuat keputusan.

“Kalau PDI Perjuangan kompak, ya, dia bisa langsung naik 20 persenan, tuh. Misalnya, kompak, setelah ditentukan oleh Bu Mega selaku ketua umum, dia (Puan, red) capres, naik sendiri elektabilitasnya,” ucap Hendri.

Lebih lanjut, Hendri juga menyiroti sikap Puan yang akhir-akhir ini mulai berani melontarkan kritik keras kepada pemerintahan Jokowi. Hendri menilai itu bukan semata-mata untuk Puan, tetapi juga parpolnya.

“PDI Perjuangan, kan, perlu menjaga konstituen, karena ada beberapa memang, kebijakan-kebijakan pemerintah yang kurang diterima dengan baik oleh masyarakat,” ujarnya.

Lagi pula, tambah Hendri, sekarang yang terlihat kasat mata, Presiden Jokowi memang lebih dekat ke Golkar dibandingkan ke PDI Perjuangan dalam penanganan pandemi Covid-19.

Pasalnya, dua orang yang dipercaya Jokowi untuk menangani Covid-19 yang menjadi masalah utama negeri ini berasal dari Golkar.

“Pertama, Airlangga Hartarto, menko, dia juga ketum Golkar. Satu lagi, Pak Luhut, dia juga Golkar,” pungkas Hendri Satrio. (jpnn/fajar)

Sumber: www.fajar.co.id

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: