>

DISWAY: Afghan 2.0

DISWAY: Afghan 2.0

Jawab: bisa.

Wartawati: Dengan pakaian muslimah seperti ini?

Jawab: iya

Wartawati: tanpa penutup wajah seperti ini? (sambil menyodorkan wajah cantiknya).

Jawab: tidak bisa, harus pakai penutup.

Itu menggambarkan betapa beda antara pendapat elite dan akar rumput.

Kalau pun Taliban 2.0 akan lebih moderat dari mana mereka belajar berubah?

 

Karena mereka punya markas di Qatar? Karena tekanan Amerika? Karena tekanan calon investor baru mereka, Tiongkok? Atau karena negara-negara Arab sendiri juga sudah banyak berubah?

Yang jelas, mereka yang 20 tahun lalu masih berumur 10 tahun, sekarang sudah berumur 30 tahun. Mereka sudah mengenal HP sampai ke pelosok. Mereka juga aktif mengirim delegasi ke berbagai negara lain –termasuk ke Indonesia dan Tiongkok.

Sebenarnya kita sedang berharap pemerintahan baru segera terbentuk. Agar komando segera terstruktur. Jangan sampai kedahuluan munculnya tekanan-tekanan liar dari bawah.

Tapi sudah dua hari ini belum ada indikasi pemerintahan baru itu segera terbentuk. Amerika tidak mungkin lagi kembali ke Afghanistan. “Kita tidak pernah punya misi mendemokrasikan Afghanistan,” ujar Presiden Amerika Serikat Joe Biden ke media kemarin.

Tujuan Amerika sudah tercapai: menghancurkan Al Qaida dan membunuh Osama Bin Laden. Merekalah yang dituduh mendalangi penyerangan menara kembar di New York 11 September 2001 lalu.

Dengan mengalahkan Afghanistan, Amerika telah menghibur rakyatnya yang sedih akibat peristiwa New York itu. Itulah hiburan senilai Rp 30.000 triliun.

Angka itu juga telah menghibur banyak orang, termasuk Anda. Bukankah Anda pernah merasa  menggunakan uang secara sia-sia?

Janganlah bersedih. Ingat saja Amerika. Mereka juga telah membelanjakan dana segitu banyak untuk tidak menghasilkan apa-apa. (Dahlan Iskan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: