>

DISWAY: Wanita Niqab

DISWAY: Wanita Niqab

Sesekali kalau kangen masakan Afghanistan ia masak sendiri. Ada kompor di kamarnya. Ia suka masak hagei dan mahi. Hagei adalah sebangsa roti lebar itu. Mahi adalah telur dadar yang diberi macam-macam itu.

Di Indonesia Wali sudah sering diminta khotbah. Pakai bahasa Arab dan Indonesia. Khotbah di Indonesia beda dengan di Afghanistan yang aliran Hanafi. Di Afghanistan khotbah murni bahasa Arab. Hanya saja sebelum khotbah selalu ada ceramah dalam bahasa Parsi atau Pastun. Ceramah sebelum khotbah itu disebut nasihat. “Jumat di sana ada khotbah dan ada nasihat,” ujarnya.

Itu sama dengan Jumatan di Tiongkok. Yang sering saya ikuti. Di provinsi mana pun. Khotbahnya murni bahasa Arab. Sebelum itu ada nasihat dalam bahasa Mandarin.

 

Mana yang terbanyak dipakai wanita di seluruh Afghanistan? Burkah? Niqab? Hijab?

Dulu, 20 tahun lalu:

Burqah 60 persen.

Niqab 30 persen

Hijab 20 persen.

Sekarang:

Burqah 30 persen

Niqab 30 persen

Hijab 40 persen.

Hijab di Afghanistan berbeda dengan di Indonesia. Di sana tidak ada hijab yang dipadu dengan celana atau baju ketat. “Hijabnya wajah memang kelihatan tapi selebihnya pakai abaya –long dress,” kata Wali.

Wali belum tahu akan di mana masa depannya. Kawin dengan wanita Indonesia pun kalau sudah takdir nggak masalah. (Dahlan Iskan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: