DISWAY: Mayat OVO
Yang 60 persen dipegang perusahaan Jepang: Tokyo Century Corporation.
Setoran modalnya: PT Cipta Dana Rp 40 miliar, PT Tokyo Rp 60 miliar. Jumlah lembar sahamnya 400.000 lembar, dengan harga per lembar Rp 1 juta.
Pemegang saham PT OVO itu kompak: membubarkan perusahaan. Mungkin mereka tidak kompak di perjalanan. Atau terus mengalami kerugian. Atau merasa bingung kok ada dua OVO. Atau disebabkan yang lain lagi.
Yang jelas, PT OVO Finance Indonesia itu dibubarkan sendiri oleh pemegang sahamnya: tanggal 2 Agustus 2021.
PT OVO sudah jadi mayat sejak saat itu. OJK-lah yang kemudian membunuh mayat tersebut.
Bisnis keuangan tentu memerlukan banyak uang. Apalagi kalau Anda memakai uang dari situ dan pura-pura lupa membayarnya.
Grup LIPPO pernah menjual sebagian saham di OVO satunya. Itu karena perusahaan sekuat LIPPO merasa uangnya tidak cukup lagi untuk mendukungnya. Bisnis uang memang harus mencari makin banyak uang –bukan mendapatkan makin banyak uang. Tentu, suatu saat nanti dapat banyak uang. Itu kelak. ”Kelak” biasanya tidak selalu seenak ”kolak”. (Dahlan Iskan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: