>

300 Ribu Pasukan Berani Mati Ditahan Datang ke Jakarta, Ini Pesan Gus Dur Kepada Pendukungnya... Bikin Haru

300 Ribu Pasukan Berani Mati Ditahan Datang ke Jakarta, Ini Pesan Gus Dur Kepada Pendukungnya... Bikin Haru

JAKARTA — Presiden ?KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dilengserkan secara politis oleh parlemen melalui Sidang Istimewa (SI) MPR RI pada 23 Juli 2001.

Sebelum pelaksanaan sidang, Gus Dur melawan dengan mengeluarkan Dekrit Presiden. Perlawanan tersebut bukan untuk mempertahankan jabatannya, tetapi menolak langkah parlemen yang menurutnya inkonstitusional. Sejumlah tuduhan yang diarahkan kepadanya tidak terbukti secara hukum.

Kompas pada 1 Agustus 2001 melaporkan bahwa menjelang tengah malam pada tanggal 22 Juli 2001, Gus Dur sempat mengadakan pertemuan bersama salah seorang Wakil Sekjen PBNU Masduki Baidlawi dan tujuh ulama sepuh di Istana Negara.

Mereka menyampaikan kepada Gus Dur perihal kondisi politik mutakhir yang berujung pada rencana percepatan SI MPR keesokan harinya, yaitu pada 23 Juli 2001.

“Kondisi pertemuan di Istana Negara kala itu dilaporkan berlangsung khidmat dan penuh haru,” seperti dilansir dari utas Twitter Sejarah Ulama, Minggu (13/2/2022).

Gus Dur tak kuasa menahan air mata. Ia meminta maaf berkali-kali karena merasa tidak berterus terang pada para ulama mengenai situasi politik yang dihadapinya.

Dengan dorongan para ulama dan pengurus pondok pesantren, lewat tengah malam pada tanggal 23 Juli 2001, Gus Dur mengeluarkan dekrit presiden.

Dekrit itu secara garis besar berisi penolakan terhadap keputusan Sidang Istimewa yang akan diselenggarakan beberapa jam mendatang oleh MPR yang dipimpin Amien Rais.
Hingga saat ini tidak ada satu pun keputusan hukum yang memvonis Gus Dur melakukan kesalahan seperti yang dituduhkan sejumlah orang, baik kasus Buloggate maupun Bruneigate
Tangis Gus Dur pecah bukan karena kelemahan dirinya menghadapi situasi politik saat itu.
Tetapi memikirkan para ulama dan pendukungnya yang mempunyai komitmen kuat untuknya.
Bahkan di sejumlah daerah dengan tegas membentuk pasukan berani mati jika Gus Dur dilengserkan.

Gus Dur menahan ratusan ribu orang yang ingin berangkat ke Jakarta. Ia tidak mau ada kerusuhan dan pertumpahan sesama anak bangsa. 300 ribu relawan berani mati siap berangkat ke Jakarta untuk membela Gus Dur dari upaya pelengseran oleh parlemen.

Dalam buku Biografi Gus Dur: The Authorized Biography of Abdurrahman Wahid (2008: 463) karya Greg Barton, pada Februari 2001, Gus Dur berpidato di hadapan massa pembelanya dan meminta agar meninggalkan jalan, kembali ke rumah, serta mendoakan yang terbaik.Kata Gus Dur, jangan sampai hanya karena urusan jabatan, pertumpahan darah antar sesama putra bangsa terjadi di ibu kota.

Menurut Greg, yang dilakukan Gus Dur itu mirip seperti seorang politisi kaum buruh yang mencoba membujuk bekas-bekas sejawatnya yang sedang berdemonstrasi.
Gus Dur beradu pendapat dengan ribuan demonstran seraya menyatakan argumentasinya.
“Kini bukanlah saatnya untuk menjadi emosional dan memberikan kesempatan kepada pihak-pihak lain memanipulasi keadaan untuk keuntungan mereka. Kami bisa menguasai keadaan di Jakarta tapi demonstrasi anda di jalan-jalan hanyalah melemahkan kerja bagus yang tengah kami kerjakan,” tutur Gus Dur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: