>

Sambal Pijak Kuliner Khas Sarolangun

Sambal Pijak Kuliner Khas Sarolangun

JAMBI-Sambal Pijak, mungkin tak banyak yang tau dengan menu satu ini. Sambal pijak merupakan khas Sarolangun. Tapi eits, jangan dulu berpikir ini sekedar sambal biasa, meski bernama “sambal” namun Sambal Pijak merupakan menu utama yang di dalamnya ada ikan. Demikian dikatakan Jihan Adristi, gadis asal sarolangun yang kini sekolah di kelas XI IPS 2 SMA N 7Sarolangun.

Kata Jihan, Sambal Pijak merupakan sambal rumahan yang sudah jarang dijual di restoran. Bahan utama sambal pijak adalah ikan sungai. Ada yang menggunakan ikan semah, ikan nila dan ikan lain yang punya banyak daging. Pengalaman membuat Sambal Pijak, ibundanya biasa memanggang terlebih dahulu ikan yang sudah dibersihkan. “Jadi ada aroma panggang asapnya,wangi dan fresh, jadi ikannya bukan digoreng ya,” ujar Jihan.

Ikan yang dipanggang lalu dilumuri dengan bumbu sambal yang terdiri dari cabe rawit dan bawang yang direbus terlebih dahulu. Jangan lupa tambahkan asam agar rasanya segar dan boleh ditambah penyedap rasa sedikit. “Kemudian baru ikannya dipijak, dipijak bukan dengan kaki ya,” ujar gadis penyuka olahraga ini. Pijak dalam menu ini adalah digeprek atau dihancurkan tapi ga hancur halus, sebatas ikan terpecah, menggunakan garpu atau pun benda keras lainnya yang bersih, sehingga daging ikan menjadi terbelah-belah dan bumbu makin meresap. “Sambal Pijak semakin nikmat jika dimakan dengan sayur rebusan, ga perlu sambal lain lagi karena di Sambal Pijak ada ikan dan ada sambalnya sekalian” lanjutnya.

Sarolangun dikatakan Jihan memiliki banyak sekali makanan khas lain. Bahkan masing-masing desa memiliki menu khasnya. Tak kalah top di Sarolangun adalah tempoyak. Sebagai daerah yang memiliki banyak kebun durian, fermentasi buah durian ini cukup digemari masyarakat. “Tempoyak mau diapakan saja pasti enak, mau dimasak sama ikan, atau cuma pake ikan teri dengan bumbu cabe, kunyit dan sere juga enak,” lanjutnya. Kekayaan kuliner ini diakui Jihan adalah salah satu kekayaan daerah, “Jadi sebagai anak muda, boleh kok akrab sama makanan kekinian namun juga harus tetap melestarikan menu khas tradisional karena itu adalah salah satu kekayaan kuliner kita,” lanjut gadis yang bercita-cita jadi pengusaha ini. (dpc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: