Indo Premier-Sucor Roadshow Edukasi Investasi Reksa Dana Masyarakat di Sumatra

Indo Premier-Sucor Roadshow Edukasi Investasi Reksa Dana Masyarakat di Sumatra

\"FoMO (Fear of Missing Out) atau Fear of Losing Out sudah menjadi sifat dasar alami manusia. Ketakutan membuat manusia bisa sampai di titik saat ini. Dari Zaman Batu, ketakutan inilah yang menolong manusia untuk mencapai insting terhadap daya tahan (survival). Ketakutan itu sebenarnya membantu manusia, cuman semakin modern manusia justru makin takut pada banyak hal,\" terangnya.

Ia menambahkan dewasa ini FoMo tidak hanya ada pada kehidupan sosial, kepemilikan dan karier, tetapi juga ada dalam investasi. Banyak orang melihat pasar modal sebagai tiket atau cara paling cepat untuk kaya, sehingga ikut-ikutan kawanan (tren) secara tidak rasional dan hanya karena ingin melakukan yang lebih baik dari teman-teman lain.

Karena itu pada investor pemula, sarannya, wajib cerdas dengan membangun strategi investasi yang cocok dan patuhi hal itu, melakukan pendekatan fundamental dalam berinvestasi dan melakukan melakukan riset yang memadai serta tahu kapan harus exit.

\"Kenapa banyak orang yang investasi di saham atau reksa dana tidak untung-untung? Karena ketika naik baru beli, ketika turun malah jual (cut loss). Ketika orang pada koar-koar beli, seseorang hanya ikut-ikutan beli tanpa tahu kinerja historisnya. Investor wajib rasional,\" tegasnya.

Selanjutnya, ia pun menjelaskan produk reksa dana milik Sucor Asset Management yang secara data dan histori memiliki kinerja yang baik mulai dari Reksa Dana Sucorinvest Equity Fund, Reksa Dana Sucorinvest Stable Fund dan Reksa Dana Sucorinvest Sharia Money Market Fund.

Produk-produk reksa dana berkinerja positif dari Sucor Asset Management yang aman dan cocok untuk pemula tersebut kini mudah dibeli, salah satunya melalui platform IPOTFund milik PT Indo Premier Sekuritas yang sudah terintegrasi dalam aplikasi IPOT.

Komika Yudha Keling yang selama ini mengaku banyak kena FoMO dan pompom pun kini menjadi sadar dan lebih rasional dalam investasi, sehingga investasinya tidak lagi memilih produk-produk yang terlalu berisiko. Ia lebih memilih produk yang aman, tapi tumbuh.

\"Walaupun lambat, tapi tetap tumbuh. Risikonya didahuluin, bukan pertumbuhannya. Dulu yang dicari pertumbuhannya,\" pungkasnya. (Uci/*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: