PESAN PENTING UNTUK KEPALA DAERAH: Kami tidak butuh seremonimu, tapi hasil kerjamu!
Mochammad Farisi, LL.M--
Di sinilah perbedaannya:
gaya lama menceritakan pejabat,
gaya baru menceritakan manfaat untuk rakyat.
Lihatlah bagaimana Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi, membangun komunikasi publik. Hampir setiap unggahannya fokus pada masalah yang sedang ditangani, solusi yang dikerjakan, dan perubahan yang terlihat.
Mulai dari transparansi anggaran, penataan pasar, pembersihan sungai, penertiban bangunan liar, hingga perbaikan jalan dan ruang publik. Tidak ada foto seremoni yang kosong makna—yang ada adalah kerja, perbaikan, dan hasil nyata.
Inilah standar baru komunikasi publik: relevansi dan dampak, bukan dokumentasi.
Humas Harus Berani Mengubah Pola
Era digital menuntut kejujuran dan relevansi. Masyarakat tidak bisa lagi diyakinkan dengan simbol, seremoni, atau foto kegiatan. Mereka ingin bukti. Mereka ingin perbaikan pelayanan publik. Mereka ingin transparansi.
Karena itu humas harus berani mengarahkan pimpinan bahwa publikasi kegiatan semata sudah tidak efektif. Yang dibutuhkan adalah komunikasi berbasis dampak.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



