Membangun Kabupaten Tebo dari Ruang Kelas
Ade Novriza, S.STP, M.A.P--
Pendidikan yang berkualitas diyakini mampu menurunkan angka kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Melalui visi "Terwujudnya Kabupaten Tebo yang Cerdas, Sehat, dan Sejahtera Tahun 2030", Kabupaten Tebo ingin menempatkan pendidikan sebagai pilar utama pembangunan.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tebo 2025–2029, peningkatan literasi dan numerasi di jenjang PAUD, SD, dan SMP ditetapkan sebagai prioritas strategis.
Kebijakan ini tak hanya sejalan dengan arah pembangunan daerah, tetapi juga mendukung pencapaian Target Prioritas Nasional keempat, yakni Peningkatan Kualitas SDM sebagaimana dicanangkan dalam kerangka Visi Indonesia Maju 2045.
Visi Kabupaten Tebo menciptakan daerah yang cerdas, sehat, dan sejahtera pada 2030 bertumpu pada kualitas sumber daya manusia (SDM) dan menjadikan pendidikan sebagai fondasi utama. Berlandaskan visi tersebut, pemerintah daerah merumuskan sejumlah misi strategis dalam RPJMD 2025-2029.
Pertama, mewujudkan akses dan peningkatan kualitas layanan pendidikan dan kesehatan. Sesuai misi tersebut, seluruh anak di Kabupaten Tebo harus mendapatkan akses pendidikan yang merata dan bermutu. Kemampuan literasi dan numerasi menjadi bagian penting dari misi ini sebagai dasar utama proses belajar.
Kedua, mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih serta layanan publik berbasis teknologi informasi. Kemampuan literasi dan numerasi menjadi kunci bagi generasi muda dalam mengadopsi teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi merupakan fondasi transformasi digital pelayanan publik.
Dengan bekal kemampuan literasi dan numerasi yang mumpuni itu, kualitas SDM bakal meningkat dan kesejahteraan masyarakat juga akan membaik. Ke depan, hal ini dapat dilihat dari penurunan angka kemiskinan dan peningkatan produktivitas ekonomi berbasis potensi lokal.
Inovasi dan Kolaborasi untuk Perkuat Kompetensi
Pemerintah Kabupaten telah berupaya menggenjot skor Indeks Pendidikan Minimum (IPM) dan indeks kemampuan literasi serta numerasi siswa. Melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, program-program inovatif untuk memperkuat kompetensi guru dilakukan.
Pertama adalah program Bimbingan Teknis Peningkatan Kompetensi Literasi yang dilakukan bersama Tanoto Foundation. Diikuti 287 guru PAUD, 237 guru SD, dan 45 guru SMP, pelatihan ini berfokus pada peningkatan kemampuan pedagogi guru dalam pembelajaran literasi yang mendalam dan kontekstual. Para fasilitator merupakan guru terbaik daerah sekaligus Fasilitator Daerah dari Tanoto Foundation.
Selanjutnya program Bimbingan Teknis Peningkatan Kompetensi Numerasi yang diikuti oleh 237 guru SD dan 45 guru SMP selama 15 hari dengan menghadirkan pelatih dari guru-guru terbaik yang juga bagian dari Yayasan Indonesia Jaya.
Dengan pendekatan GASING (Gampang, Asyik, dan Menyenangkan), program ini dirancang untuk membuat matematika lebih mudah dipahami dan menyenangkan
Dari pelatihan tersebut, terbukti bahwa intervensi pendidikan telah menghasilkan dampak nyata dalam penguatan kompetensi dasar peserta didik.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


