DISWAY BARU

Rawan Tinggi Karhutla, Muaro Jambi Prioritas Operasi Modifikasi Cuaca

Rawan Tinggi Karhutla, Muaro Jambi Prioritas Operasi Modifikasi Cuaca

Persiapan penyemaian garam diudara oleh tim Satgas Karhutla Jambi di bandara Sultan Thaha Jambi, Selasa (8/7/2025) ANTARA/Nanang Mairiadi--

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi menjadi wilayah prioritas dalam Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) menyusul meningkatnya indikator kerawanan lahan gambut terhadap kebakaran.

Deputi Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa meskipun saat ini tidak terdeteksi titik panas dengan tingkat kepercayaan tinggi di Jambi, sejumlah indikator lapangan menunjukkan perlunya kewaspadaan, terutama di Muaro Jambi.

BACA JUGA:Tahun 2025, 800 Ribu Guru Harus Tuntas Mengikuti Program PPG

“Sebanyak 11 stasiun di Muaro Jambi mencatat tinggi muka air tanah dalam kondisi bahaya atau hitam, yaitu kurang dari -80 cm. Sementara tujuh stasiun lainnya berada dalam kategori sangat rawan,” kata dia.

BACA JUGA:Senin! Harga BBM Se Indonesia Turun, Ini Harga Baru Mulai BBM Pertamax Hingga Pertalite 4 Agustus 2025

Kondisi serupa juga terpantau oleh tim BMKG di Tanjung Timur, dengan 10 stasiun meteorologi menunjukkan status rawan atau kuning, berkisar antara -40 hingga -60 cm.

Berdasarkan indikator tersebut, BMKG merekomendasikan peningkatan frekuensi patroli darat dan operasi udara di dua wilayah Muaro Jambi dan Tanjung Timur.

Menurut dia, BMKG akan terus memonitoring sebaran awan potensial dan memantau tinggi muka air tanah berikut indikator lainnya secara harian untuk mendukung operasi modifikasi yang mampu meningkatkan potensi hujan.

BACA JUGA: Strategi Satu Pit-Stop Kunci Kemenangan Norris di GP Hongaria 2025

Berdasarkan pengalaman operasi modifikasi cuaca sebelumnya yang berlangsung pada 25 - 31 Juli 2025, cukup berdampak positif dimana hujan turun sepanjang hari selama periode penyemaian di Jambi. "Selama sembilan hari air yang dihasilkan mencapai 157,6 juta meter kubik,” kata dia.

BACA JUGA:Tabir Selatan Launching Program Satu Pegawai Satu Telur

Selain itu, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati di Jakarta, mengatakan bahwa sebagian besar wilayah Jambi akan mengalami penurunan drastis curah hujan pada sepuluh hari pertama Agustus, dengan intensitas hanya berkisar 20–50 milimeter.

"Penurunan curah hujan harus diwaspadai, karena dapat meningkatkan risiko karhutla di beberapa wilayah, terutama di bagian utara Jambi yang berbatasan langsung dengan Provinsi Riau,” kata dia.

BMKG mencatat pada tanggal 30 Juli hingga 5 Agustus, sejumlah wilayah Jambi menunjukkan kategori kemudahan terbakar tinggi berdasarkan peta spasial.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: