Tak Secuil Pun Tanah Kota Jambi Tersentuh Tol Jambi tapi Gerbangnya Dekat Sekali Luar Biasa Dampaknya
Ilustrasi Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang akan membelah Kabupaten Batanghari-Foto: Dok Hutama Karya-
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Tak secuil pun tanah Kota Jambi tersentuh Tol Jambi namun gerbangnya sangat dekat dengan pusat provinsi ini dan akan sangat luar biasa dampaknya.
Tol Jambi memang tak membelah Kota Jambi, dalam peta sementara, ruas Tol Jambi hanya membelah kabupaten tetangganya, seperti Kabupaten Muaro Jambi, Batanghari dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Meski demikian, bukan berarti Tol Jambi tidak terdampak terhadap keberadaan Tol Jambi.
BACA JUGA:Minggu! BBM Pertalite Turun, Tidak Lagi Rp 10.000 Per Liter, Sekarang Menjadi Segini
Secara ekonomi, Kota Jambi akan terdampak signifikan atas kehadiran Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ini, bagaimana tidak, beberapa gerbangnya sangat dekat dengan Kota Jambi yang secara otomatis berdampak besar terhadap perekonomian di Kota Jambi.
BACA JUGA:Via Tol Sumatera, Pagi dari Jambi Sore Sudah Nikmati Sunset di Pantai Panjang Bengkulu
Dimana saja gerbang Tol Jambi? Untuk Gerbang Tol Jambi-Rengat, sangat dekat dengan Kota Jambi, hanya sekitar 45 menit perjalanan, atau bahkan bisa lebih cepat dari itu.
Berdasarkan peta penerapan lokasi yang dirilis Pemerintah Provinsi Jambi melalui Pengumuman Nomor BA.PCT.2097/Setda tanggal 31 Juli 2024, titik lokasi exit tol Jambi-Rengat berada di Desa Gerunggung Kecamatan Sakernan Kabupaten Muaro Jambi.
BACA JUGA:Satu Tulang Punggung Satunya Sayap, Jika Terkoneksi Tol Jambi dan Tol Bengkulu Jadi Dekatlah Keduanya
Exit Tol Jambi - Rengat ini berada antara Desa Rantau Majo dan Desa Bukit Baling masih di Kecamatan Sakernan.
Exit tol ini memang berada di Kabupaten Muaro Jambi namun akses dari Kota Jambi terbilang sangat dekat.
Sementara itu, gebang Tol Jambi - Palembang juga sangat dengan Kota Jambi, hanya sekitar 30-40 menit dari pusat kota, berada di Sebapo Mestong Muaro Jambi.
Dampak ekonomi tak hanya dirasa oleh kawasan di sekitar exit tol, namun juga dengan Kota Jambi.
Apalagi, ada penelitian yang menyebutkan kenaikan stok jalan sebesar 1% akan menaikkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8,8%.
Penelitian ini dilakukan oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FE-UI) tentang Dampak Pembangunan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi.
Sebelumnya, Gubernur Jambi Dr. H. Al Haris, S.Sos., MH menyampaikan bahwa Tol Jambi-Palembang urat nadi bagi perekonomian Provinsi Jambi terutama memperlancar logistik.
"Jalan Tol Jambi-Palembang merupakan urat nadi bagi perekonomian kami. Posisi Jambi di tengah Pulau Sumatera akan sangat mendukung kelancaran logistik. Oleh karena itu, percepatan pembangunan jalan Tol Palembang-Jambi sangat kami harapkan. Kendati terdapat beberapa kendala, kami optimis pembangunan akan segera terwujud. Kami berharap dapat segera merasakan dampak positif dari selesainya jalan tol ini, khususnya dalam hal peningkatan konektivitas dengan Palembang," ujar Gubernur Al Haris.
Gubernur Al Haris juga menyebutkan pembangunan Tol Jambi Rengat juga sangat penting dalam perekonomian di Provinsi Jambi. Akan tetapi Tol Jambi Rengat ini punya kendala.
"Kendala utama kami adalah kepadatan jalur logistik dari Riau ke Jambi, khususnya dari Rengat. Wilayah Rengat merupakan penghasil sawit utama, sehingga lalu lintas domestik sangat tinggi. Untuk mengatasi hal ini, kami mengusulkan pembangunan Jembatan Batanghari 3 guna meningkatkan aksesibilitas," sebutnya.
"Survei lokasi telah dilakukan dan hasilnya menunjukkan kelayakan proyek. Tim kami akan segera menindaklanjuti rencana ini. Pembangunan Jembatan Batanghari 3 sangat krusial karena Jembatan Batanghari yang ada saat ini sudah mengalami kerusakan dan tidak mampu menampung volume lalu lintas yang ada. Dengan selesainya jembatan ini, akses internet di wilayah tersebut juga akan meningkat," lanjutnya.
Lebih lanjut, Gubernur Al Haris menekankan pentingnya Tol Jambi-Palembang mengingat ketergantungan Provinsi Jambi pada Sumatera Selatan, khususnya dalam hal produksi beras. Hal ini disebabkan rendahnya produktivitas pertanian di Jambi akibat keterbatasan lahan persawahan. Minimnya infrastruktur pendukung mengakibatkan waktu tempuh perjalanan mencapai 10-12 jam, bahkan lebih lama jika terjadi kemacetan.
"Kendala mobilitas putra-putri kami yang akan kuliah di Jakarta, termasuk waktu tempuh dan biaya transportasi yang tinggi, diperparah oleh kemacetan yang berjam-jam dan potensi kenaikan harga kebutuhan pokok secara tiba-tiba, seperti beras. Hal ini berdampak signifikan terhadap biaya hidup. Jika logistik lancar, harga-harga akan otomatis turun. Ini sesuai dengan hukum ekonomi. Mohon kesediaan Bapak untuk meninjau data kami terlebih dahulu," ungkapnya.
Selanjutnya Wakil Ketua Komisi V DPR RI Roberth Rouw mengatakan, rencana Pemerintah Pusat perlu dikomunikasikan secara efektif kepada Pemerintah Daerah. Meskipun rencana awal mencakup wilayah Merlumg, permintaan Pemerintah Daerah untuk fokus pada area prioritas terdekat lebih diutamakan, mengingat solusi tersebut sudah mampu mengatasi permasalahan yang ada saat ini. “Dengan demikian, fokus pada rencana prioritas ini akan mempercepat penyelesaian masalah dan meminimalisir kebutuhan waktu dan anggaran yang signifikan. Hal ini dinilai krusial untuk mengatasi kemacetan yang ada,” katanya. (dpc/aan)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


