Dialog Budaya Transformasi Batik dan Songket di Era Modern
Dialog Budaya Transformasi Batik dan Songket di Era Modern--
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Museum Siginjei kembali menghidupkan semangat pelestarian budaya melalui kegiatan Dialog Budaya dengan tema “Transformasi Batik dan Songket di Era Modern”. Acara yang digelar di ruang IntroductionMuseum Siginjei, Kamis (25/9/2025), ini menghadirkan para narasumber dari kalangan perajin, praktisi, dan pemerhati budaya, serta diikuti oleh komunitas seni dan budaya se-Kota Jambi.
BACA JUGA:Perempat Final Korea Open 2025, Indonesia Tempatkan 5 Wakil, Ini Nama-Namanya
Dalam kegiatan tersebut, narasumber memaparkan sejarah serta perkembangan batik Jambi yang telah menjadi identitas budaya masyarakat Melayu Jambi. Salah satu materi menarik yang ditampilkan adalah “Sejarah Batik Jambi”, yang menjelaskan perjalanan panjang batik dari masa ke masa, termasuk ragam motifnya yang kini berjumlah lebih dari 40 motif khas.
BACA JUGA:Museum Siginjei Gelar Belajar Bersama Warisan Budaya Tanpa Batas
Dialog berlangsung interaktif, ditandai dengan diskusi antara peserta dan narasumber terkait tantangan sekaligus peluang dalam mengembangkan batik dan songket di tengah arus modernisasi. Para peserta juga diajak untuk berpikir bagaimana menciptakan produk batik yang lebih modern dan fashionable tanpa meninggalkan ciri khas lokal.
Pemateri utama, perajin batik Jambi sekaligus Owner Batik Rindani, Hj. Ida Mariyanti, menekankan pentingnya menjaga identitas batik Jambi di tengah tren yang terus berkembang. Menurutnya, motif batik harus memiliki ciri pembeda agar tidak hilang di pasaran. “Dalam kain batik, kita harus punya identitas masing-masing. Boleh saja menggunakan nama unsur yang sudah tenar, seperti Angso Duo, tetapi harus ada pembeda. Misalnya Angso Duo Pecah atau Angso Duo Terbelah, ditambah embel-embel di belakangnya. Hal ini akan memperkuat ciri khas batik Jambi di tengah persaingan dengan daerah lain,” ungkap Ida.
Ia juga mendorong agar para perajin berkolaborasi dengan desainer batik kekinian sehingga batik Jambi dapat tampil lebih modern, fashionable, dan diminati generasi muda.
Sementara itu, Kasi Bimbingan dan Publikasi Museum Siginjei, Haristo Ariguna, mengatakan bahwa dialog budaya ini merupakan bagian dari komitmen museum untuk terus mendukung pelestarian sekaligus transformasi budaya lokal. “Museum tidak hanya menjadi tempat penyimpanan benda bersejarah, tetapi juga ruang edukasi dan inspirasi. Melalui dialog budaya seperti ini, kami berharap masyarakat, khususnya generasi muda, semakin mengenal, mencintai, dan melestarikan batik serta songket Jambi sebagai warisan yang tak ternilai,” ujar Haristo yang juga menjadi pemateri dalam kegiatan tersebut.
Kegiatan ini menjadi pengingat bahwa transformasi budaya tidak berarti meninggalkan tradisi, melainkan mengemasnya dengan sentuhan modern agar tetap relevan dan diminati di era sekarang. (kar)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


