Pertamina Sumbagsel Latih Warga Pulihkan Konservasi Anggrek
Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel melalui Integrated Terminal (IT) Pangkal Balam Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melatih warga Kota Pangkalpinang ANTARA/HO-Humas PT Pertamina--
PANGKALPINANG, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) melalui Integrated Terminal (IT) Pangkal Balam Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) melatih warga Kota Pangkalpinang membudidayakan tanaman anggrek guna memulihkan konservasi flora tersebut.
"Pelatihan ini merupakan komitmen Pertamina terhadap keberlanjutan konservasi hayati dan pembangunan berkelanjutan," kata Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel Rusminto Wahyudi di Pangkalpinang, Sabtu dikutip dari Antara.
BACA JUGA:Kata Menteri Pertanian Harga Beras Turun di 32 provinsi
Ia mengatakan pelatihan membudidayakan tanaman anggrek khas Kepulauan Bangka Belitung ini diikuti 37 peserta dari berbagai latar belakang, terdiri atas pekerja harian lepas Kebun Raya Tuatunu, mahasiswa dan dosen Universitas Bangka Belitung, dan perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pangkalpinang.
"Pelatihan ini tidak sekadar memberikan manfaat teknis operasional, tetapi secara strategis juga memperkuat peran vital Kebun Raya Tuatunu sebagai pusat edukasi dan konservasi keanekaragaman hayati," katanya.
BACA JUGA:Warga Sepakat Jaga Kamtibmas Merangin Tetap Kondusif
Ia berharap kolaborasi ini dapat berkontribusi nyata dalam menjaga kelestarian flora Indonesia khususnya Kepulauan Babel dan juga dapat meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam pengelolaan konservasi yang berkelanjutan di era perubahan iklim.
BACA JUGA:Fraksi Gerindra Setujui Setop Tunjangan DPR dan Perjalanan LN
"Perubahan iklim global telah menciptakan tantangan serius bagi konservasi flora Indonesia, termasuk dalam pengelolaan koleksi anggrek di Kebun Raya Tuatunu, Pangkalpinang," katanya.
Menurut dia, pola cuaca yang semakin tidak menentu telah berdampak signifikan terhadap produktivitas tanaman hias, khususnya anggrek yang dikenal sensitif terhadap perubahan lingkungan.
BACA JUGA:Raih 52 Suara, Akhmad Munir Terpilih Ketua Umum PWI Pusat 2025–2030
"Dampak perubahan iklim ini terlihat pada kondisi 18 koleksi anggrek di Kebun Raya Tuatunu, yang selama satu tahun terakhir mengalami penurunan drastis dalam produktivitas berbunga," katanya.
Ia menyatakan kondisi ini tidak hanya mengancam kelestarian koleksi, tetapi juga mengurangi nilai edukasi dan konservasi yang selama ini menjadi fungsi utama kebun raya sebagai pusat pembelajaran dan pelestarian keanekaragaman hayati.
"Merespons tantangan tersebut, kami menginisiasi program kemitraan lingkungan berupa pelatihan budidaya anggrek cerdas iklim untuk memulihkan konservasi flora Kepulauan Babel," katanya. (*)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



