Dua Cewek Jambi Ini Ingatkan Waspada Dampak Kecerdasan Buatan AI

Dua Cewek Jambi Ini Ingatkan Waspada Dampak Kecerdasan Buatan AI

Sawithri Raudhatunnisa dan Tasya Mia Putri-Foto: Jambi Ekspres-

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Dua cewek Jambi ini, yaitu Sawithri Raudhatunnisa dan Tasya Mia Putri mengingatkan kita semua waspada terhadap dampak kecerdasan buatan atau AI.

Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence memang membuat hidup jadi lebih mudah. AI bisa menyerupai kecerdasan manusia, mampu mengenali gambar, bis membuat artikel, menulis puisi, menterjemah bahasa, mendesain gambar, meniru suara dan semua bisa.

Hanya saja, kehadiran AI harus tetap diwaspadai, demikian pendapat Sawithri Raudhatunnisa, mahasiswa Universitas Jambi. Kata Sawitri, ia termasuk orang yang senang dengan kehadiran teknologi AI dalam kehidupan.

“Namun dibalik itu semua, tetap harus waspada, AI juga memiliki banyak kelemahan,” ujar gadis kelahiran tahun 2004 ini. Kelemahan yang seperti apa? jawabnya AI bisa membuat diri kita jadi malas mikir.

“Karena apa-apa dipermudah, otak jadi tak lagi terasah untuk berpikir, saya rasa ini kelemahan yang dampaknya bisa buruk ke kita sebagai pengguna,” ujarnya. Oleh karena ia, ia termasuk orang yang menjadikan AI hanya sebagai pendukung aktivitas.

Ia mencontohkan, saat akan membeli sepeda motor Yamaha Fazio beberapa waktu lalu, ia nyaris terjebak dalam informasi sesat saat mencari informasi di salah satu aplikasi AI.

Karena ternyata tak semua informasi yang dikeluarkan AI tepat, kadang ada melesetnya juga. “Setelah aku datang ke dealer, ternyata informasi yang didapat berbeda, hampir saja kan tersesat,” ujarnya lagi.

Contoh sederhana ini, menyimpulkan, ternyata menggali informasi langsung pada sumber yang valid secara off line, jauh lebih memuaskan. “Terbukti saat dijelaskan oleh sales counter Yamaha, lebih valid info yang ku dapat, beli motor ini jadi ngga neyesel,” lanjutnya.

AI juga memiliki kelemahan fatal lain, yaitu bisa membatasi hubungan sosial dengan orang lain. Ketika sudah mempercayakan segala sesuatu dengan AI, kita jadi mengurangi interaksi dengan orang lain, ini katanya juga dampak serius yang harus diwaspadai.

Rentan Hoax dan Kejahatan Cyber

AI memang baik untuk mendukung pekerjaan, jadi lebih mudah, praktis dan hemat waktu, namun AI juga rentan akan kejahatan. Begitu pendapat Tasya Mia Putri, mahasiswa Universitas Jambi.

Tidak sedikit saat ini, pelaku yang sengaja mengedit video dan foto untuk meraup keuntungan dan mengorbankan orang lain. “Foto A, diedit menjadi seolah-olah sedang berada di suatu tempat, padahal itu hanyalah editan, kemudian diberi suara seolah-olah korban yang berbicara, banyak kejadian seperti ini,” lanjut pengguna Yamaha Filano ini.

Tasya juga memberi contoh, saat terjadi kebakaran di Los Angeles Amerika Serikat beberapa waktu lalu, dalam hitungan jam setelah kejadian, langsung keluar foto dan video yang seolah kejadian di lokasi kebakaran sangat menyeramkan.

“Jahatnya video dan foto itu di editt, seolah-olah sudah seperti kiamat, dibuat apartemen seolah terbakar, kota mencekam, ternyata itu hasil kerja AI, itu membuat orang semakin panik,” lanjutnya.

Banyak contoh penggunaan teknologi AI yang berakibat fatal, rentan akan fake, hoax dan fitnah. “Jadi menurut aku, AI itu bagus, namun kita juga harus lebih cerdas dari AI itu sendiri, agar tidak terjebak hoax, dan tidak ikut menjadi korban,” lanjutnya lagi.
Jadi waspada adalah kata yang agar tak terdampak negatif oleh AI, lanjut gadis penggemar nasi goreng ini menutup wawancara. Demikian laporan dari Alya, Jambi Ekspres TV. (*)



 


Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: