JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN STS Jambi mengambil langkah besar untuk memperkenalkan diri dan kampus biru di kancah Internasional.
Untuk itu, Fakultas yang telah hadir 10 tahun di UIN STS Jambi ini melaksanakan internasional conference dan community servis, Rabu (12/11).
BACA JUGA:Fazzio On The Street Ajang Silaturahmi Pengguna Yamaha Fazzio di Jambi
Panitia kegiatan--
Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari empat negara, yaitu Prof. Dr. Tulus Suryanto., M.M., Akt, C.A dari UIN Raden Intan, Lampung, Indonesia, Prof. Madya. Dr. Nur Hayati Abd Rahman dari Universitas Teknologi Mara Malaysia, Dr. Narong Hassanee, SE., M.Si dari Universitas At Fatoni Thailand, Weni Hawariyuni,Ph.D dari Universitas Al Buraimi, Oman dan Hendra Harmain, SE., M.Pd., dari UIN Sumatera Utara.
Internasional Student mobility di Candi Muara Jambi dengan peserta berjumlah 400 orang dari 20 UIN SE Indonesia--
Disampaikan Rektor UIN STS Jambi, Prof. Dr. Kasful, M.Pd., saat ini UIN STS Jambi tengah menyelenggarakan berbagai kegiatan bertaraf Internasional.
BACA JUGA:Update Harga Emas di Pegadaian Senin 17 November 2025, Hari Ini Kompak Stabil
"UIN STS Jambi menyapa dunia, kita ingin memperkenalkan diri dikancah dunia Internasional dengan berbagai keunggulan- keunggulan yang kita miliki," tegas Rektor UIN STS Jambi.
Dirinya juga berharap dengan kegiatan ini dapat memperkuat jejaring akademik global dalam bidang ekonomi islam dan bisnis berkelanjutan, mendorong riset kolaborasi yang mengintegrasikan sains, teknologi dan nilai nilai keislaman.
BACA JUGA:Bupati H M Syukur Lancarkan Jalan dari Desa ke Kota
"Kita juga berharap dapat membangun ekonomi hijau berbasis kearifan lokal, termasuk di wilayah Asia Tenggara, " kata Prof. Kasful.
Comunity service di sanggar batik Selaras Pinang Masak--
Mengangkat tema, "Green Tech and Digitalisasi Entrepreneurship and islamnic Economics : Synergy for Sustainable Economic Development," kegiatan ini diharapkan dapat menjadi alur baru ekonomi islam dalam menghadapi era transisi hijau dan distrupsi digital yang menjadi karakter utama abad ke 21.