JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Pemandangan yang tidak sedap mata terlihat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) H. Abdul Manap Kota Jambi. Cat dinding yang mengelupas, plafon bocor, dan sejumlah ruangan yang sudah tidak layak pakai menggambarkan betapa memprihatinkan kondisi rumah sakit kebanggaan warga kota itu.
Sekitar 50 persen ruangan di rumah sakit tersebut kini tidak bisa lagi difungsikan sebagaimana mestinya. Akibatnya, pelayanan kepada masyarakat terganggu.
BACA JUGA:Dewan Minta Disdik Evaluasi Pihak SMKN 1, Kasus Kekerasan di Lingkungan Sekolah Belum Terselesaikan
Tak jarang pasien yang membutuhkan perawatan terpaksa dirujuk ke rumah sakit lain karena ruang perawatan tidak mencukupi.
Kerusakan fisik yang dibiarkan berlarut-larut itu bukan hanya berdampak pada pelayanan, tetapi juga menurunkan pendapatan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) rumah sakit secara signifikan.
BACA JUGA:Emas Perdana dari Wushu, Kontingen Jambi di PON Bela Diri Kudus
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi, Fahmi, pendapatan RSUD H. Abdul Manap pada tahun 2025 ini hanya mencapai Rp28 miliar, turun dari Rp31 miliar pada tahun sebelumnya. Padahal, target yang ditetapkan semula mencapai Rp40 miliar.
“Penurunan ini jelas dipengaruhi oleh kondisi bangunan yang tidak memadai. Karena banyak ruangan rusak, pelayanan tidak maksimal, pasien pun berkurang,” ujarnya.
BACA JUGA:Musda Golkar Tanjabtim, Muslimin Tanja Paling Dijagokan Hadapi Petahana
Fahmi menjelaskan, hingga saat ini belum ada anggaran perbaikan besar yang diakomodasi dalam APBD 2025. Perbaikan baru bisa dilakukan apabila ada dukungan dari luar APBD, baik dari pemerintah pusat maupun lembaga lainnya.
“Kami berharap dukungan semua pihak agar rumah sakit ini bisa segera direvitalisasi,” katanya.
BACA JUGA:3 ASN Pemprov Jambi Dipecat, Ini Penyebabnya
RSUD H. Abdul Manap sejatinya merupakan salah satu rumah sakit rujukan utama milik Pemerintah Kota Jambi. Namun, kondisi bangunan yang tidak terawat dan keterbatasan anggaran perawatan membuat fasilitasnya jauh dari ideal.
BACA JUGA:IAIN Kerinci Terus Maju, Siap Transformasi Jadi UIN
Kerusakan terjadi hampir di semua sisi mulai dari atap dan plafon yang bocor, dinding retak, hingga lantai yang terkelupas. Beberapa ruangan bahkan tidak bisa lagi digunakan karena dianggap berisiko bagi pasien.