MUARASABAK, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Lahan produksi pertanian di Kabupaten Tanjabtim menyusut. Hal ini terjadi karena disebabkan adanya pertumbuhan penduduk dan alih fungsi lahan dari pertanian ke perkebunan.
Peralihan fungsi lahan pertanian menjadi lahan perkebunan di Kabupaten Tanjabtim menjadi perhatian serius Pemerintah Daerah. Fenomena ini dikhawatirkan berdampak negatif terhadap ketahanan pangan.
BACA JUGA:Plafon SDN 113 Desa Baru-Mestong Ambruk, Ketua Komisi III Minta Pemkab Segera Lakukan Rehab
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tanjabtim mencatat bahwa luas lahan baku sawah di daerah ini telah menyusut drastis, menyisakan hanya sekitar 5.261 hektare yang tersebar di seluruh kecamatan.
Padahal di tahun 2016 lalu, Kementerian Agraria dan Tata Ruang atau Badan Pertanahan Nasional atau ATR/BPN mencatat luas lahan baku sawah di bumi Sepucuk Nipah Serumpun Nibung mencapai 10.523 hektare.
BACA JUGA:Sudah Mulai Masuk Asrama, Kloter 13 JCH Jambi Berjumlah 267 Orang, Ini Rinciannya
Kabid Tahanan Pangan Dinas, Mahmud mengatakan, banyak lahan pertanian yang beralih fungsi untuk kepentingan non pertanian. Mulai dari perkebunan komoditas unggulan Kabupaten Tanjabtim, seperti kelapa sawit hingga pinang.
BACA JUGA:BBM Solar di Jambi Langka, Antrean BBM Solar di SPBU di Kota Jambi Semakin Parah
"Selain itu adanya pembangunan properti hingga faktor vegetasi dan nilai ekonomis juga disinyalir mempengaruhi penyusutan lahan," katanya.
Pengaruh menyusutnya lahan ini mengakibatkan hasil pertanian sedikit berkurang. Terakhir dalam satu tahun panen, kabupaten termuda di Provinsi Jambi ini bisa menghasilkan sekitar 36.000 ton gabah kering dengan konversi menjadi beras hingga mencapai 22.000 ton.
BACA JUGA:Barang Hilang atau Tertinggal, Ini Tips yang Harus Dilakukan Jemaah
"Ya, saat ini alih fungsi lahan yang terjadi membuat produksi petani padi kita menjadi berkurang," jelasnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Tanjabtim mengambil berbagai langkah strategis, seperti diantaranya dengan menggandeng brigade pangan guna optimalisasi lahan indeks pertanaman dari 1 menjadi 3 kali tanam dalam setahun.
"Kita akan melakukan penanaman padi dalam satu tahun sebanyak 3 kali, agar produksi padi kita tetap optimal," tukasnya.(lan)