EVALUASI PENERAPAN KURIKULUM MERDEKA DI SD NEGERI RANTAU PANGERAN

Selasa 08-10-2024,13:09 WIB
Reporter : Tim
Editor : Misriyanti

Penulis Zurmanely, S.Pd.

Mahasiswa S2 Teknologi Pendidikan Universitas Sriwijaya

Penerapan kurikulum merdeka merupakan langkah signifikan dalam upaya revitalisasi pendidikan di Indonesia.

Kurikulum ini menawarkan fleksibilitas yang memungkinkan sekolah untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan dan karakteristik siswa, sehingga diharapkan dapat menghasilkan generasi yang lebih kreatif, inovatif, dan siap menghadapi tantangan zaman.

Salah satu keunggulan utama dari kurikulum merdeka adalah penekanan pada pengembangan karakter dan keterampilan hidup.

Dalam dunia yang terus berubah, keterampilan seperti berfikir kritis, kolaborasi, dan kemampuan adaptasi menjadi semakin penting.

Kurikulum ini mendorong pendekatan pembelajaran yang lebih aktif, dimana siswa terlibat langsung dalam proses belajar melalui proyek-proyek nyata, sehingga meraka dapat merasakan relevansi materi yang diajarkan.

Namun, penerapannya di daerah terpencil seperti di SDN Rantau pangeran menghadapi tantangan yang signifikan.

Pertama, infrastruktur di daerah terpencil sering kali kurang memadai. Sekolah tidak memiliki fasilitas yang memadai, seperti ruang kelas yang nyaman atau akses ke teknologi informasi yang sulit dijangkau.

Hal ini membuat implementasi kurikulum yang menuntut interaksi dan pembelajaran berbasis proyek menjadi sulit.

Kedua, keterbatasan sumber daya manusia juga menjadi tantangan utama. Guru-guru didaerah terpencil mungkin belum mendapatkan pelatihan yang cukup untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara efektif.

Kualitas pengajaran yang bervariasi ini berpotensi menciptakan kesenjangan dalam pemahaman siswa.

Ketiga, konteks sosial budaya didaerah terpencil juga harus diperhatikan. Kurukulum Merdeka berusaha untuk memberikan kebebasan kepada sekolah untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan lokal.

Namun, jika tidak ada dukungan dan pemahaman dari masyarakat sekitar, implementasi ini bisa terhambat.

Misalnya, ketidak pahaman tentang pentingnya pendidikan dapat mengurangi pertisipasi orang tua dan masyarakat dalam mendukung program-program pendidikan.

Kategori :