Dalam acara ISF 2024, Singapura mengumumkan akan menambah kuota impor listrik rendah karbon dari Indonesia, dari semula 2 GW menjadi 3,4 GW. Ada lima perusahaan yang telah mendapatkan persetujuan bersyarat (conditional approval) dari Energy Market Authority (EMA) Singapura untuk melakukan ekspor listrik ke Singapura. Diperkirakan proses transmisi listrik ke Singapura akan dimulai pada 2028.
Dalam acara tersebut, EMA telah memberikan persetujuan bersyarat kepada dua perusahaan lain, yakni Total Energies dan Royal Golden Eagle (RGE). Mereka telah membentuk perusahaan patungan Singa Renewables Pte Ltd (Singa) untuk mengimpor 1 GW listrik energi surya dari Indonesia ke Singapura.
Singa juga akan memasok energi surya ke kompleks industri hijau di Provinsi Riau guna mendukung capaian target bauran energi Indonesia.
Senior Vice President Renewables Total Energies, Olivier Jouny, mengatakan bahwa proyek ini merupakan bagian dari upaya menyediakan listrik bersih dan berkelanjutan, yang menggabungkan teknologi tenaga surya dan sistem penyimpanan baterai.
Global Head of Renewable Energy RGE, William Goh, menyatakan bahwa proyek ini merupakan win-win solution bagi Indonesia dan Singapura. Proyek ini diyakini dapat membantu kedua negara mengurangi emisi karbon dan mencapai target energi bersih. Selain itu, proyek ini juga akan mendorong pengembangan industri energi surya di Indonesia serta menciptakan lapangan kerja baru.
Menteri Ketenagakerjaan dan Menteri Kedua Perdagangan dan Industri Singapura Tan See Leng mengatakan kolaborasi antarnegara menjadi kunci untuk mencapai dekarbonisasi.
Diakui bahwa impor listrik dari negara tetangga merupakan langkah strategis bagi Singapura dalam upaya dekarbonisasi dan mencapai target netralitas karbon pada tahun 2050. Untuk mendukung transisi energi ini, Singapura telah menetapkan target peningkatan impor listrik dari 4 GW menjadi 6 GW pada 2035.
Selain itu, kerja sama perdagangan listrik antara Indonesia dan Singapura disebut akan membawa keuntungan bagi kedua negara. Selain memasok listrik ke Singapura, proyek ini diyakini dapat mendorong pertumbuhan industri energi terbarukan di Indonesia, seperti produksi baterai dan panel surya.