JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Progres program Padat Karya pada ruas Jalan Nasional di Provinsi Jambi sudah mencapai 56,18 persen.
Pada tahun 2024 ini, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Jambi yang melaksanakan program padat karya membuat target 164,704 hari orang kerja.
Kepala Seksi Preservasi BPJN Intan mengatakan, pelaksanaan padat karya di Jalan Nasional Provinsi Jambi yakni pembersihan bangunan pelengkap jembatan, pembersihan saluran drainase, pengecatan trotoar atau bangunan pelengkap jembatan, galian, pemasangan batu, lapis pondasi, bronjong, pengendalian tanaman dan pekerjaan sederhana lainnya.
"Jika diperlukan penggunaan alat mekanis dapat diterapkan untuk pekerjaan yang sulit dikerjakan oleh tenaga manusia, dan tujuannya untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja," kata Intan, Jumat (19/7/2024).
Hingga akhir Juli ini sebut Intan, penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jambi untuk kegiatan padat karya ini sudah mencapai 53,779 hari orang kerja dengan realisasi pekerjaan sebesar 56,18 persen.
"Rencana penyerapan hingga akhir 2024 nanti sebesar 164,704 hari orang kerja," imbuhnya.
Intan menjelaskan, manfaat dari kegiatan padat karya yakni langsung melibatkan masyarakat setempat dalam pekerjaan pembangunan dan pemeliharaan jalan.
Hal ini tidak hanya menyediakan pekerjaan bagi warga sekitar, tetapi juga menumbuhkan rasa memiliki terhadap infrastruktur yang dibangun.
"Fokus utama adalah pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan khususnya jalan nasional. Hal ini membantu meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas antar daerah," ungkapnya.
Dengan membuka banyak lapangan pekerjaan, program ini kata Intan, berkontribusi signifikan dalam mengurangi tingkat pengangguran di daerah.
Masyarakat yang terlibat mendapatkan pelatihan dan pengalaman dalam berbagai aspek pekerjaan konstruksi, yang dapat meningkatkan keterampilan mereka dan membuka peluang kerja di masa depan.
"Berdampak positif terhadap perekonomian lokal karena material dan tenaga kerja sebagian besar berasal dari lokasi setempat," jelasnya.
Infrastruktur yang dibangun melalui program padat karya seringkali lebih berkelanjutan karena dirawat oleh masyarakat yang merasa memiliki.
"Program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memastikan bahwa pembangunan infrastruktur tidak hanya berfokus pada hasil akhir, tetapi juga pada proses yang memberdayakan masyarakat dan memberikan manfaat ekonomi langsung kepada mereka," pungkasnya. (hfz)