Realisasi Mega Proyek KCBN Muarajambi : Sumber Inspirasi dan Pengetahuan Yang Menyenangkan

Rabu 05-06-2024,17:42 WIB
Reporter : Andri Brilliant Avolda
Editor : Setya Novanto

MUARO JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID– Prosesi Tegak Tiang Tuo menandai dijalankannya secara resmi mega-proyek Revitalisasi Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.

Tegak Tiang Tuo, tradisi lokal sebagai upacara peletakan tiang pancang yang dilaksanakan di lokasi pembangunan museum kompleks KCBN Muarajambi ini, dihadiri langsung oleh Direktur

Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid, Gubernur Jambi Al Haris, Plt. Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya Ahmad Mahendra, serta Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V Jambi Agus Widiatmoko. Museum ini akan menjadi yang terluas di Indonesia dengan luas 10 hektar, dan berada di kawasan candi Buddha terluas di Asia, denganluas kawasan 3.981 hektar.

Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek RI, Hilmar Farid, dalam sambutannya mengatakan prosesi ini telah dinantikan dengan baik.

"Tegak Tiang Tuo pembangunan di KCBN Muarajambi ini merupakan langkah penting dalam perjalanan mewujudkan upaya Pemerintahdalam mendorong pelindungan warisan budaya di Indonesia. Melalui upaya ini, kami tidak hanya memperbaiki infrastruktur fisik, tetapi juga berkomitmen untuk melakukan kajian mendalam peradaban Muarajambi yang hilang melalui ekskavasi benda sejarah,mengidentifikasi makna-makna budaya dan sejarah yang terkandung di dalamnya dengan tujuan akhir untuk mengembalikan KCBN Muarajambi menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan yang menyenangkan bagi publik," ucapnya.

KCBN Muarajambi tidak hanya menjadi simbol keyakinan Buddha, tetapi juga pusat pendidikan dan destinasi spiritual. Berada di tengah keheningan dan keagungan situs ini, pengunjung diajak menyusuri jejak masa lalu dan memahami peran vitalnya dalam proses edukasi dan pembangunan peradaban.

Sesuai arahan Presiden Jokowi pada saat kunjungan beliau di Muarajambi, kami merencanakan revitalisasi dan penataan Muarajambi beserta pembangunan museum ini. Kami bersyukur dan berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah bekerja sama dan mengawal proses ini dengan teliti dan efisien.

"Revitalisasi ini memiliki nilai prestisius bagi kami, karena kami bertujuan untuk mewariskan kebudayaan, bukan hanya sekadar membangun dan menata lingkungan oleh karenanya dalam menandai pekerjaan ini kami menggunakan prosesi Tegak Tiang Tuo yang memiliki nilai adat kental bagi masyarakat sekitar," kata Hilmar.

Menurut Hilmar, Revitalisasi KCBN Muarajambi membawa sejumlah perubahan. Secara fisik, lanskap yang dulu dirancang seperti taman wisata diubah menjadi konsep cagar budaya.

Gubernur Jambi, Al Haris, dalam acara yang sama turut menyampaikan rasa syukurnya atas proses revitalisasi yang dilakukan. “Sesuai arahan Pak Presiden, candi ini kita revitalisasi dan kembalikan fungsi sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan. Hari ini dengan prosesi (Tegak Tiang Tuo) merupakan bukti nyata bahwa nantinya di KCBN Muarajambi akan memiliki fasilitas yang melengkapi candi. Saya berterima kasih kepada Pak Dirjen (Kebudayaan) yang meyakinkan agar revitalisasi ini berjalan dan saya yakin setelah selesai, KCBN Muarajambi akan menjadi magnet yang besar bagi Jambi," akunya.

KCBN Muarajambi memiliki makna sejarah yang sangat dalam, merepresentasikan keunikan tradisi spiritual dan pendidikan Buddhisme di Asia Tenggara. Kompleks ini mencakup candi tinggi dan rendah, serta stupa besar yang mencapai ketinggian 27 meter, yang semuanya dibangun tanpa menggunakan semen atau bahan perekat modern. KCBN Muarajambi menjadi kompleks percandian Buddha terbesar di Asia Tenggara, membentang sepanjang 7,5 kilometer di sepanjang Sungai Batanghari dan mencakup 8 desa.

Sebagai langkah awal dari proyek ini, pada akhir April lalu telah ditandatangani kontrakkonstruksi fisik pembangunan museum oleh Kepala PPK Pembangunan Museum M. Natsir Muslim Ridwan dan Senior Vice President Head of Building Operation Division PT PP (Persero) Andek Prabowo. Selain itu, juga telah ditandatangani kontrak konstruksi fisik penataan lingkungan kawasan cagar budaya oleh PPK Penataan Lingkungan Yanto H.M. Manurung dan Senior Vice President Divisi Operasi 1 PT Brantas Abipraya (Persero) Arviga Bigwanto.

Prosesi Budaya Lokal Muaro Jambi: Beselang Tegak Tiang Tuo

Prosesi peletakan batu pertama ini dilakukan dengan mengikuti adat setempat, yakni prosesi beselang Tegak Tiang Tuo, yang melibatkan simbolisme mendalam melalui peletakan emas, perak, besi, tapak kuda, dan Sawang Angin sebagai lambang berbagai aspek kehidupan dan

kekuatan alam yang harmonis. Selain itu, prosesi Beselang Tegak Tiang Tuo, yang merupakan tradisi adat istiadat tepian Sungai Batanghari, juga dilakukan. Tegak Tiang Tuo melibatkan peletakan tiang pertama menggunakan kayu bulian di tengah lokasi bangunan, dilengkapi dengan cecokot, stabun tawar, serta dibacakan pento sebagai doa dan harapan.

Kategori :