SUNGAI PENUH, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Proyek untuk memperindah Kota Sungai Penuh yang dilakukan Dinas PUPR Sungai Penuh dinilai amburadul. Meskipun berulang kali dilakukan perbaikan, proyek yang baru seumur jagung tersebut lagi-lagi kembali rusak, namun tak ada perbaikan.
Menyikapi kondisi ini, bertepatan pihak BPK masih berada di Sungai Penuh, aktifis meminta untuk melakukan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap Dinas PUPR Sungai Penuh terkait Dua proyek yakni batu andesit dan bollard.
Seperti Batu Andesit yang mengantikan aspal di depan Gedung Nasional Sungaipenuh, baru saja dipasang dan dilakukan perbaikan sudah mulai rusak dan bergelombang karena longgar. Bahkan mendapat, guyonan dari para perantau yang pulang ke kampung halaman saat hari raya Idul Fitri kemarin.
"Naik motor di jalan depan Gedung Nasional, seperti naik kudo (Kuda, red) banyak goyang - goyangnya," ucap Andre, warga Sungai Penuh.
"Dulu cukup dengan aspal, Puluhan tahun jalan tersebut mulus. Kalau kondisi sekarang, bukan mempercantik, malah merusak pemandangan," tambahnya.
Hal senada disampaikan Sutrisno, dimana kalau ingin mempercantik jalan depan Gedung Nasional, cukup jalan itu dicat menjadi warna warni, lalu perbanyak lampu warna warni yang menyatukan dari kiri sampai kanan seperti jalan di Tugu Kris di Kota Jambi. "Sudah habis Milyaran, malah memperburuk pemandangan," tegasnya.
Bukan hanya itu saja, Begitu juga dengan Bollard yang ada disepanjang trotoar di pusat Kota Sungai Penuh, juga terlihat rapuh dan sebagian sudah di lobang dan ditempel. Bahkan, beberapa ada yang sudah patah dan mengelupas.
Dari pantauan dilapangan, terlihat disepanjang jalan Gedung Nasional, batu-batu yang terpasang dari depan rumah dinas Wakil walikota – depan taman tugu 17, sudah banyak yang rusak dan bergelombang. Untuk menutupi kerusakan, mereka mencoba menutupi dengan melakukan pengecatan bola menjadi warna emas.
“Iya, kemarin saya lewat di sana, batu yang di pasang sudah banyak yang bergelombang dan rusak, dan ada yang sudah patah seperti didepan kantor Imigrasi. Padahal batu tersebut baru saja diganti,” kata Yudi, salah seorang aktivis Kerinci – Sungaipenuh.
Dia menyebutkan dengan adanya pemasangan batu andesit dan Bollard, memang dari penglihatan sementara untuk mempercantik suasana ditengah Kota Sungaipenuh, namun pekerjaannya amburadul dan asal jadi. “Kita mempertanyakan kinerja Dinas PU Kota Sungaipenuh, sampai saat ini banyak pembangunan yang tidak sesuai atau amburadul,” ujarnya.
Yudi minta Walikota Sungaipenuh mengevaluasi kinerja Kepal Dinas PU Sungaipenuh, Khalik Munawar, karena selama menjabat sebagai Kadis banyak pekerjaan yang amburadul. “Kita juga minta aparat hukum memeriksa Kadis PU terkait pengerjaan sejumlah proyek di Kota Sungaipenuh,” tutupnya.
Padahal Informasinya, revitalisasi jalan aspal ke jalan andesit menghabiskan anggaran Rp. 900 juta dari APBD Kota Sungai Penuh. Dan ditambah Bollard, sehingga mencapai Milyaran.(hdp)