JAMBIEKSPRES.CO.ID - Tak tahan hidup bertahun-tahun dengan seorang ayah yang kejam dan suka melakukan kekerasan, akhirnya gadis remaja inisial F ini membongkar kejahatan yang dilakukan sang ayah 7 tahun silam.
Kepada penyidik, F bercerita bahwa saat itu, usianya masih 9 tahun, masih duduk di kelas IV SD.
Saat pulang sekolah, F kaget melihat ibunya terbaring di lantai rumah di Kelurahan Bonotoala Tua, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Ia bahkan hampir tak mengenali wajah ibunya karena telah babak belur akibat kekerasan yang dilakukan sang ayah.
F yang masih kecil hanya bisa terdiam. Dalam kondisi kebingungan, F juga diancam oleh ayahnya agar tak menceritakan apapun tentang kondisi ibunya kepada orang lain.
Tak sendiri, ikut melihat ibunya meninggal dunia secara tragis adalah adiknya yang masih berusia 5 tahun saat itu.
Selama dua hari, mayat ibunya bahkan masih tergeletak di dalam rumah. F dan adiknya hanya bisa melihat, sedih dan tak bisa berbuat apa-apa.
Hingga akhirnya, di hari kedua, sang ayah yang bernama Hengki Talik itu membawa pasir ke dalam rumah dan beberapa sak semen.
Hengki saat itu menegaskan kepada F dan adiknya, jika ada tetangga yang bertanya untuk apa semen dan pasir dibawa ke rumah, jawab saja untuk membuat kolam ikan.
Ayahnya juga mengajari F dan adiknya, jika ditanya kemana ibu mereka, jawab saja pergi entah kemana.
Hingga kemudian, sang ayah mulai menggali tanah di belakang rumah lalu mengubur ibu mereka yang saat itu masih berusia 35 tahun. lalu jenazah ibunya dicor dengan semen.
7 tahun berlalu, bukan waktu yang sebentar, F melalui hari-harinya dengan sang adik dengan sangat berat.
Selain menyimpan rasa luka yang teramat dalam, harus merahasiakan pembunuhan yang telah dilakukan terhadap ibu mereka, F juga harus menjalani hari-harinya dalam kekerasan yang dilakukan sang ayah.
Hingga akhirnya, waktu itu pun tiba. Tak tahan terus-terusan diancam dan mengalami penyiksaan, F kemudian melaporkan ayahnya ke kantor polisi pada 13 April 2024 lalu.
Semula F hanya ingin melaporkan kekerasan yang ia dan adiknya alami, hingga kemudian, bom waktu itu pun meledak.
F kemudian langsung membongkar kejahatan yang dilakukan sang ayah terhadap ibunya 7 tahun lalu.
Penyidik juga tak kalah kaget. Kemudian petugas kepolisian dari Polrestabes Makassar bergerak dengan cepat. Mereka langsung menangkap Hengki.
Benar saja, setelah olah TKP, semua langsung terbukti. Hengki mengakui perbuatannya dan langsung menunjukkan lokasi mayat istrinya dicor.
"Dari hasil olah TKP, ditemukan di belakang rumah barang bukti berupa tulang dan tengkorak manusia, pakaian dan kantong plastik untuk membungkus korban," demikian kata Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Mokhamad Ngajib seperti dikutip dari wawancaranya kepada TV One News.
Saat olah TKP, F pun turut hadir di lokasi rumahnya. F tak kuat menahan emosi, ia berteriak histeris kepada ayahnya yang telah mengecor ibunya di belakang rumah, di depan mata mereka.
Untung petugas kepolisian berhasil meredakan emosi F.
Lantas apa alasan Hengki tega membunuh istrinya? Kepada penyidik, Hengki mengaku cemburu dengan sang istri.
Kecemburuannya itu bermula dari rasa curiganya kepada Jumiati.
Ia menilai istrinya telah membuat janji temu dengan mantan pacarnya.
Emosi Hengki kian membabi buta ketika sang istri tak mengakui tuduhannya itu.
Hari pertama, Hengki mulai memukul dan menghajar istrinya Jumiati. Hari kedua, ia lanjutkan lagi penyiksaan berikutnya.
"Hari ketiga korban meninggal dunia," kata Kombes Pol Mokhamad Ngajib. Hengki mengaku telah menyiksa istrinya sebanyak tiga kali.
Guna menyembunyikan kejahatannya, ia lalu mengecor jenazah istrinya di belakang rumah, atas sepengetahuan dua anaknya yang saat itu masih di bawah umur. (*)
Tak Tahan Terus Disiksa, Gadis Ini Bongkar Rahasia Ayahnya Mengecor Mayat Sang Ibu 7 Tahun Silam
Kamis 18-04-2024,20:10 WIB
Editor : Dona Piscesika
Kategori :