“Sebenarnya (patung) besar ini yang melakukannya. Tanyakanlah kepada mereka (patung-patung lainnya) jika mereka dapat berbicara.”
Kemudian, mereka tersadar bahwa patung tersebut tak bisa berbicara.
"Engkau (Ibrahim) pasti tahu bahwa (berhala-berhala) itu tidak dapat berbicara."
“Mengapa kamu menyembah sesuatu selain Allah yang tidak dapat memberi manfaat sedikit pun dan tidak (pula) mendatangkan mudarat kepada kamu? Celakalah kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah! Apakah kamu tidak mengerti?”
Perdebatan ini membuat Raja Namrud memerintahkan untuk menangkap Nabi Ibrahim AS dan menghukumnya dengan dibakar hidup – hidup.
Kemudian Nabi Ibrahim AS lalu diikat pada sebuah tiang dimana dibawah tiang tersebut persis di kaki Nabi Ibrahim AS terdapat tumpukan kayu. Lalu kayu tersebut di bakar.
Raja Namrud mengajak seluruh penduduk negeri agar menyembah berhala, menyatakan secara angkuh:
"Hal ini akan menjadi bukti, siapa raja dan dewa di muka bumi ini dan siapa yang manusia biasa, kalian akan menyaksikan pada hari ini bahwa orang itu dilenyapkan di perapian akibat berani menyatakan bahwa kita akan dibakar oleh Tuhannya; maka biarlah Tuhannya sendiri yang menyelamatkan ia, sementara akulah dewa yang menyelamatkan kalian!"
Banyak orang dari berbagai negeri hadir untuk menyaksikan peristiwa ini dan sebagian besar mereka percaya kepada Raja Namrud.
Di tengah-tengah kerumunan, terdapat kakak Ibrahim, Haran, yang turut dihadirkan karena selama ini telah menyembunyikan Ibrahim dan tidak menyerahkan kepada raja Namrud.
Ketika Haran ditanya mengapa ia tidak menuruti perintah Namrud, ia menjawab:
"Bukankah aku pernah mengatakan bahwa apapun yang kalian lakukan, kalian takkan bisa mengubah segala yang tertulis di langit, sebab kalian sendiri tidak sanggup mengubah langit dan bukanlah kalian yang berkuasa di langit maupun di bumi"
kemudian mereka menjawab:
"Memang ucapan itu terbukti sampai saat ini, namun lihatlah setelah Ibrahim jatuh ke perapian itu, apakah ucapanmu itu masih tetap berlaku"
mereka pun bertanya:
"Apakah kamu percaya pada Tuhannya Ibrahim?" Haran merasakan keraguan dalam benaknya, sebab di malam sebelumnya ia mendapati pertanda di langit bahwa akan ada orang yang terbakar hebat oleh perapian, sehingga Haran menganggap bahwa adiknya takkan selamat dari perapian.