JAMBIEKSPRES.CO.ID- Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan adalah tanaman pisang. Tanaman pisang dapat dimanfaatkan, mulai dari bonggol, batang, bunga, daun, dan buahnya.
Kandungan gizi yang terdapat dalam setiap buah pisang adalah kalori, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, vitamin B, vitamin C, dan air.
Beberapa penelitian menyebut buah pisang dapat membantu mengatasi depresi, anemia, tekanan darah, sembelit, sakit jantung, gangguan saraf, dan mensuplai energi dalam otak (Chabuck, 2013).
Umumnya masyarakat hanya memakan buahnya dan membuang kulitnya begitu saja. Kulit pisang belum dimanfaatkan secara optimal dan hanya dibuang sebagai limbah organik yang tidak berguna padahal kulit pisang mengandung nilai gizi yang tak kalah dengan dagingnya.
Kulit pisang merupakan limbah pertanian yang cukup banyak ditemukan dimana-mana, sehingga dalam hal ini kulit pisang dapat dimanfaatkan menjadi suatu bahan/produk makanan oleh industri.
Kandungan gizi kulit pisang cukup lengkap seperti karbohidrat, lemak, protein, kalsium, fosfat, zat besi, vitamin B, vitamin C dan air (Gurning et all., 2021).
Kandungan karbohidrat pada kulit pisang sebesar 10,80%, kandungan protein pada kulit pisang sebesar 1.205%, kandungan lemak pada kulit pisang sebesar 3,187%, dan kandungan vitamin pada kulit pisang memiliki vitamin C sebesar 0,15% (Laily & Diana, 2018).
Kulit pisang mengandung aktivitas antioksidan yang cukup tinggi dibandingkan dengan daging pisangnya. Aktivitas antioksidan pada kulit pisang mencapai 94,25% pada konsentrasi 125 mg/ml sedangkan pada buahnya hanya sekitar 70% pada konsentrasi 50 mg/ml. Senyawa antioksidan yang terdapat pada kulit pisang yaitu katekin, gallokatekin, dan epikatekin yang merupakan golongan senyawa flanovoid. Oleh karena itu, kulit pisang memiliki potensi yang cukup baik untuk dimanfaatkan sebagai sumber antioksidan dalam bahan pangan (Ermawati et all., 2016). Senyawa antioksidan yang terdapat pada kulit pisang yaitu katekin, gallokatekin, dan epikatekin yang merupakan golongan senyawa flavonoid. Oleh karena itu, kulit pisang memiliki potensi yang cukup baik untuk dimanfaatkan sebagai sumber antioksidan dalam bahan pangan. Peneliti sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak kulit pisang barangan memiliki berbagai senyawa metabolit sekunder seperti senyawa flavonoid, saponin, tanin dan steroida/tritepenoida (Hasma & Winda, 2019).
Maka perlu untuk melakukan uji aktivitas antioksidan dari tanaman kulit pisang barangan, dengan metode DPPH berdasarkan IC50 (Inhibition Concentration) dengan Spektrofotometri UV-Visible (Setiawan et all., 2018).
Uji aktivitas antioksidan pada ekstrak kulit pisang barangan dan pembanding vitamin C dilakukan dengan metode DPPH (1,1-Difenil-2 pikrihidrazil) dipilih untuk uji aktivitas antioksidan karena prosesnya yang sederhana, mudah, cepat dan hanya membutuhkan sedikit sampel. Selama proses berlangsung senyawa antioksidan akan bereaksi dengan DPPH (1,1-Difenil-2 pikrihidrazil) melalui mekanisme donasi atom hidrogen yang menyebabkan terjadinya perubahan warna dari larutan ungu menjadi larutan kuning pada vitamin C. Hal ini menandakan bahwa adanya reaksi peredam radikal bebas DPPH (1,1-Difenil-2 pikrihidrazil). Pelarut yang digunakan untuk melarutkan DPPH (1,1-Difenil-2 pikrihidrazil) dan sampel adalah Etanol pa, karena Etanol dapat melarutkan seluruh senyawa metabolit sekunder dan tidak mempengaruhi reaksi antara sampel uji sebagai antioksidan dan DPPH sebagai radikal bebas (Petrina et all., 2017).
Dari hasil penelitian terhadap aktivitas antioksidan ekstrak kulit pisang barangan dapat ditunjukkan dari nilai IC50 sebagai parameter untuk menentukan konsentrasi senyawa antiokisdan yang mampu menghambat 50% aktivitas radikal bebas DPPH (1,1-Difenil-2 pikrihidrazil). Semakin kecil nilai IC50 maka semakin tinggi aktivitas antioksidan. Kemudian untuk menentukan nilai IC50 dibuat kurva hubungan antara konsentrasi ekstrak dan persen inhibisi yang akan menghasilkan persamaan regresi linier (Lung & Destiani, 2017).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit pisang barangan meredamkan radikal bebas dari DPPH (1,1-Difenil-2 pikrihidrazil). Nilai IC50 dari pembanding vitamin C dan ekstrak diperoleh berturut-turut sebesar 46,03 ppm dan 39,28 ppm. Vitamin C dan Ekstrak didapatkan aktivitas antioksidan dalam rentang sangat kuat dan pada penelitian yang dilakukan oleh (Lung & Destiani, 2017). aktivitas antioksidan vitamin C dalam rentang sangat kuat. Karena vitamin C merupakan senyawa alami yang sering digunakan dalam pengujian aktivitas antioksidan. (*)