NUSA DUA, JAMBIEKSPRES.CO.ID- Sebagai penyumbang devisa terbesar, industri sawit optimistis menyambut peluang tahun 2024.
Hal itu disampaikan Ketua Umum GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) Eddy Martono saat memberikan sambutan dalam upacara pembukaan 19th Indonesian Palm Oil Conference and 2024 Price Outlook di Bali International Convention Center (BICC), Kamis 2 November 2022.
Meskipun begitu, Ia berharap pemerintah Indonesia dapat mengambil langkah-langkah yang bijaksana untuk menjaga daya saing industri kelapa sawit Indonesia dengan memperkuat produksi minyak sawit berkelanjutan.
Sejumlah tantangan harus dihadapi industri sawit nasional. Di tengah melemahnya laju ekonomi global dan inflasi yang dialami oleh sepertiga negara di dunia yang diikuti oleh situasi geopolitik dunia seperti perang Russia dan Ukraina serta konflik terkini yang belum lama terjadi, yakni perang Israel dan Palestina, menurut Eddy, industri sawit Indonesia perlu mengambil langkah untuk tetap bertahan dalam ketidakpastian pasar.
“Kami juga melihat adanya volatilitas harga minyak kelapa sawit yang dikombinasikan dengan produktivitas yang stagnan. Faktor-faktor tersebut mengindikasikan adanya ketidakpastian dalam perdagangan global sehingga ketahanan bisnis perlu ditingkatkan,” ujar Eddy Martono.
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan ketahanan industri sawit adalah melalui program replanting dan penggunaan energi terbaharukan melalui bioavtur .
“Kami yakin dengan kebijakan pemerintah yang tepat, industri kelapa sawit dapat tumbuh dengan mantap di tengah dinamika pasar dan perekonomian,” kata Eddy Martono.
Melihat perkembangan global, sangat menarik untuk membahas secara mendalam demi mendapatkan wawasan lebih dari para ahli. Itu sebabnya, menurut Eddy, IPOC tahun ini mengangkat tema utama “Meningkatkan Ketahanan di Tengah Ketidakpastian Pasar”.
Tema ini diangkat terutama mengingat kita menyaksikan dinamika signifikan perekonomian dunia seperti perlambatan pertumbuhan ekonomi dan tingginya inflasi yang dialami oleh sepertiga negara di dunia. (*)