JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Meski 120 negara telah meminta Israel melakukan gencatan senjata bahkan telah pula disahkan oleh PBB dalam sebuah resolusi, itu tidak menghalangi Israel berhenti melanjutkan perangnya di Gaza Palestina.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dengan keras menyatakan tidak akan pernah menghentikan perang Israel melawan Hamas.
Netanyahu kepada pers Senin (30/10/2023) mengatakan gencatan senjata artinya Israel menyerah kepada teroris yang telah menewaskan 1.400 orang dan menyandera lebih dari 230 orang Israel.
"Seruan untuk gencatan senjata adalah seruan agar Israel menyerah kepada Hamas, menyerah kepada terorisme… ini tidak akan terjadi,” katanya.
Netanyahu juga bersumpah bahwa Israel akan mengejar targetnya, “berjuang sampai pertempuran ini dimenangkan” ujar Netanyahu dikutip Jambi Ekspres dari indiatimes.com
BACA JUGA:120 Negara di PBB Setuju Gencatan Senjata di Gaza. Reaksi Israel: Tong Sampah Sejarah!
Tank Militer Israel Mulai Masuk Gaza
Sementara itu, pasukan militer Israel yang menggunakan tank telah mulai masuk ke Jalur Gaza mulai tembak sana sini dalam pertempuran dengan pejuang Palestina di dekat Kota Gaza.
Tank Israel juga terlihat menembak kendaraan yang hendak berputar balik di jalan utama Kota Gaza.
Dalam waktu 24 jam pada Senin, pasukan darat Israel dan didukung pasukan udaranya, telah menyerang lebih dari 600 sasaran.
Melubangi jalan-jalan dan gedung lewat bom udara dan menembak kendaraan yang lewat dari darat.
Kelompok bersenjata Palestina mengatakan Israel telah mulai melakukan serangan dari dua sisi Kota Gaza dan mereka telah berhasil mengusir mundur tank-tank Israel di sebelah timur Gaza.
“Tugas kita hari ini adalah untuk berjuang dan berjuang,” kata kelompok bersenjata Jihad Islam Palestina dalam sebuah pernyataan, dikutip Jambi Ekspres dari Al Jazeera.
Sementara itu dari beberapa video yang beredar, seperti yang diunggah oleh jurnalis foto Motaz Azaiza melalui akun instagramnya, terlihat tank Israel menembaki kendaraan yang melewati jalan utama Gaza bagian tengah.
Hingga saat ini telah lebih dari 8.300 orang termasuk 3.400 anak-anak, tewas dalam serangan bom yang dilakukan Israel di Gaza,
Pejabat PBB serta organisasi bantuan telah memperingatkan akan terjadinya bencana kemanusiaan karena Israel terus melakukan “pengepungan total” terhadap wilayah tersebut.
Tank Gaza yang mulai masuk ke Gaza jalur darat membuat Dewan Keamanan PBB langsung mengadakan pertemuan darurat untuk membahas serangan darat Israel itu.
Begitu juga dengan penasihat keamanan nasional Amerika Serikat Jake Sullivan, langsung melakukan pertemuan dengan Menteri Pertahanan Saudi, Khalid bin Salman Al Saud di Washington, DC, pada hari Senin untuk membahas ketegangan regionalnyang terjadi.
BACA JUGA:Saham Starbucks Hingga Netflix ‘Gugur’ Terdampak Ulah Israel
Target Bom Israel adalah Terowongan Bawah Tanah Gaza
Al Jazeera melaporkan, serangan bom terus dilakukan Israel di Gaza pada Senin.
Colin Clarke, direktur penelitian di Soufan Group, sebuah konsultan intelijen dan keamanan, mengatakan serangan terbaru itu juga bertujuan untuk menghancurkan jaringan terowongan bawah tanah yang digunakan oleh Hamas.
Kata Colin, meski tak bisa dipastikan namun bom-bom besar yang dijatuhkan Israel pada Senin itu bisa jadi adalah penghancur bunker yang disebut mereka sebagai Target Keras dan Terkubur Dalam.
Sekitar 230 tawanan Israel kini diduga juga masih berada di terowongan bawah tanah Gaza.
Israel mengklaim salah satu dari tawanan juga telah tewas yaitu Shani Louk (23), warga negara Jerman-Israel yang ditangkap di lokasi festival musik gurun pasir Israel Utara.
BACA JUGA:Dikait-kaitkan dengan Israel McDonald’s Indonesia ‘Speak Up’
Bantuan Masuk Lagi Lewat Mesir
Sebuah organisasi kemanusiaan Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan pada Senin sudah masuk lagi 26 truk bantuan melalui penyeberangan Rafah Mesir.
Gaza yang kini terkepung dan terkurung mulai mengalami krisis makanan, air minum bersih.
Bantuan yang masuk diserbu warga Gaza. Bahkan sebelumnya bantuan PBB juga direbut oleh warga karena mereka takut tak mendapat jatah bantuan akibat krisis makanan dan minuman air bersih yang kian parah.
Bahkan kini sebagian pengungsi juga mulai menggunakan air laut untuk mencuci pakaian mereka.
BACA JUGA:PM Israel Netanyahu Minta Maaf tapi Bukan ke Warga Gaza
Internet Kembali Pulih
Sementara itu, akses internet di Jalur Gaza yang terputus sejak Jumat kembali pulih pada Minggu kemarin.
Amerika Serikat mengklaim, internet pulih juga karena tekanan mereka. Juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller mengatakan mereka telah berkomunikasi dengan Israel jaringan komunikasi harus dipulihkan.
BACA JUGA:Asal Mula Kaum Yahudi Hingga Terbentuk Negara Israel dan Menguasai Wilayah Palestina
Hal ini penting untuk memastikan informasi bisa tetap berjalan serta koordinasi kemanusiaan bs tetap berjalan serta keluarga bisa tetap mengetahui kabar keluarga lainnya. (*)