JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Elon Musk akan memberi bantuan jaringan internet di Jalur Gaza pasca akses internet mati total di sana sejak Jumat (27/10).
Satelit Starlink milik Elon Musk akan segera mendukung internet di jalur Gaza hal ini disampaikan Elon Musk menanggapi unggahan anggota Kongres AS dari Partai Demokrat, Alexandria Ocasio-Cortez.
Alexandria mengatakan pemadaman komunikasi di Gaza "tidak dapat diterima". Kemudian cuitannya itu ditanggapi oleh pemilik X (sebelumnya Twitter), Elon Musk.
Kata Elon Musk, Starlink akan mengudara di jalur Gaza untuk kepentingan kemanusiaan. “Starlink akan mendukung konektivitas ke organisasi bantuan yang diakui secara internasional di Gaza,” unggah Musk di X.
Starlink merupakan jaringan satelit di orbit rendah Bumi yang dapat menyediakan internet ke lokasi terpencil, atau area yang infrastruktur komunikasi normalnya dinonaktifkan.
Sebelumnya, beberapa organisasi dunia mengaku telah kehilangan akses dengan tim mereka yang sedang bertugas di Gaza.
WHO, UNICEF, kemudian juga organisasi lain seperti Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina, Doctors Without Borders (MSF), Komite Layanan Sahabat Quaker Amerika, Medical Aid for Palestinians (MAP) yang berbasis di Inggris dan Lebanon.
BACA JUGA:Internet di Gaza Mati Total, Staf WHO dan UNICEF Hilang Kontak, Jurnalis Sulit Kirim Berita
Tedros Ghebreyesus Sekjen WHO mengumumkan di akun X bahwa mereka telah hilang kontak dengan staf mereka yang di sana, ia juga tak bisa lagi berkomunikasi dengan mitra-mitra kesehatan WHO yang ada di Gaza.
"Kami telah kehilangan kontak dengan staf kami di Gaza, dengan fasilitas kesehatan, pekerja kesehatan, serta mitra kemanusiaan kami lainnya di lapangan," katanya dikutip Jambi Ekspres Sabtu (28/10/2023).
Ia juga mendesak agar akses kemanusiaan dan perlindungan terhadap warga sipil di Gaza segera diberikan.
Sementara itu, UNICEF juga telah kehilangan kontak staf dan mitra mereka di Gaza. Ketua UNICEF Catherine Russel mengatakan mereka sangat prihatin dengan keselamatan mereka.
“Malam horor yang tak bisa disampaikan dengan kata-kata yang dialami 1 juta anak di Gaza," tulis Russel di akun X.
"Semua aktivis kemanusiaan dan anak-anak serta keluarga yang mereka layani HARUS dilindungi," tegasnya lagi.
Tak hanya WHO dan UNICEF, beberapa kelompok lain juga melaporkan telah hilang kontak dengan tim mereka.
Organisasi lain itu diantaranya Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina, Doctors Without Borders (MSF), Komite Layanan Sahabat Quaker Amerika, Medical Aid for Palestinians (MAP) yang berbasis di Inggris dan Lebanon, serta ActionAid Inggris.
BACA JUGA:Asal Mula Kaum Yahudi Hingga Terbentuk Negara Israel dan Menguasai Wilayah Palestina
Kerja Jurnalis dan Media Terganggu
Dikutip dari media internasional Al Jazeera, ditulis bahwa berita yang datang dari Gaza sangat-sangat minim.
Komite Perlindungan Jurnalis membuat pernyataan, pemadaman komunikasi adalah pemadaman berita yang dapat menimbulkan konsekuensi serius.
Apalagi dengan kondisi saat ini, media menjadi salah satu sumber berita yang bisa menghalangi penyebaran informasi yang salah.
BACA JUGA:120 Negara di PBB Setuju Gencatan Senjata di Gaza. Reaksi Israel: Tong Sampah Sejarah!
“Pada saat-saat sulit ini, kita berdiri bersama para jurnalis, dengan para pencari kebenaran yang pekerjaannya sehari-hari memberikan kita informasi tentang fakta-fakta yang menjelaskan kondisi manusia dan membantu kita untuk bertanggung jawab,” lanjutnya.
Hingga hari ini, beberapa media internasional dan lembaga bantuan menyatakan bahwa mereka telah hilang kontak dengan tim mereka. (*)