JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Rumah Sakit (RS) Indonesia merupakan salah satu rumah sakit terbesar yang ada di Gaza Palestina. Tercatat, rumah sakit ini sudah tiga kali dihujam dan terdampak senjata Israel, terakhir pada Sabtu (7/10/2023) kemarin.
Sejarah berdirinya rumah sakit ini bermula dari hasil sumbangan masyarakat Indonesia untuk kemanusiaan di Palestina. Rumah sakit ini berada di wilayah Bait Lahiya dekat Kegubernuran Jalur Gaza Utara Palestina.
MER-C, sebuah organisasi sosial kemanusiaan yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis menjadi inisiator dalam pembangunan Rumah Sakit Indonesia Palestina ini.
Saat itu, MER-C melihat bahwa rumah sakit yang ada di Gaza sering kewalahan menampung korban pertempuran yang terus berjatuhan di wilayah Gaza akibat serangan Israel.
Sementara Gaza hanya punya satu RS Rehabilitasi yang juga menjadi sasaran serangan Israel.
Kemudian akhirnya dibulatkan rencana untuk membangun sebuah Rumah Sakit Indonesia dengan fasilitas lengkap di Gaza. Dimana dana pembangunannya dikumpul dari hasil sumbangan masyarakat Indonesia senilai Rp126 Miliar.
Desain rumah sakit ini dirancang persegi delapan yang terinspirasi Qubbatul Sakhrah, masjid kubah emas di wilayah Al Quds, Palestina.
Tahun 2011 rumah sakit kemudian mulai dibangun. Rencana pembangunan tahap 1 rumah sakit ini, semula ditargetkan rampung selama 9 bulan, kemudian molor 3 bulan menjadi 12 bulan.
Seorang relawan MER-C, Ir. Nur Ikhwan Abadi mengatakan, hambatan yang paling terasa dalam pembangunan rumah sakit ini adalah saat pengadaan material.
Berada di wilayah konflik yang masih diwarnai serangan antara Israel dan palestina di Gaza, membuat material harus dikirim melalui terowongan, belum lagi cuaca pada tahun 2011-2012 saat itu sedang musim hujan.
BACA JUGA:Ngamuk! PM Israel Kepal Tinju Nyatakan Bebas Melanjutkan Tempur Lawan Hamas
Tiga Kali Dihujam Senjata Israel
Sebenarnya rumah sakit ini juga pernah menjadi korban serangan Israel saat proses pembangunannya pada 14 November 2011 lalu, dimana sebuah bom Israel meledak di sekitar rumah sakit.
Akibatnya, dua orang tewas dan sejumlah warga lainnya luka-luka. Sementara itu 17 relawan Indonesia yang sedang berada di sekitar lokasi rumah sakit masih sempat menyelamatkan diri.
Rumah sakit ini kemudian diresmikan oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.
Namun naas, Oktober 2018 rumah sakit ini kembali terkena serangan udara pasukan militer Israel.
Pada saat itu, jet-jet tempur Israel menyerang Rumah Sakit Indonesia sehingga mengakibatkan kerusakan di beberapa sudut rumah sakit namun tidak ada korban jiwa.
BACA JUGA:Duar! 5.000 Roket Hamas Serang Israel, Kemudian Dibalas Israel dengan..
Terakhir, Sabtu 7 Oktober 2023 serangan udara Israel kembali menghujam Rumah sakit Indonesia. Satu staf local MER-C, Abu Romzi, yang tengah berada di dekat lokasi mati syahid akibat serangan tersebut.
Kabar duka ini disampaikan oleh Farid, salah satu relawan MER-C yang masih berada di Jalur Gaza, seperti dikutip Jambi Ekspres dari MER-C.
"Kami sedang berada di wisma dr. Joserizal Jurnalis, tiba-tiba terdengar ledakan yang kuat sekali. Ternyata tembakan roket dari pesawat tempur Israel jatuh dekat sekali dengan lokasi kami dan menghancurkan mobil operasional MER-C yang berada di depan Wisma dr. Joserizal Jurnalis,” ucap Farid.
Adapun korban Abu Romzi, staf local MER-C saat kejadian tengah berada di dekat ambulans, ia sempat dilarikan ke dalam rumah sakit namun nyawanya tak bisa diselamatkan.
Serangan roket Israel telah menghancurkan mobil operasional RS Indonesia di Gaza Palestina dan merusak bangunan rumah sakit-Dok MER-C-
Serangan juga membuat kerusakan di beberapa sudut rumah sakit senilai Rp126 Miliar itu salah satunya di Wisma dr. Joserizal Jurnalis, tempat tinggal relawan yang berada di dalam area RS Indonesia
Ketua Presidium MER-C, dr. Sarbini Abdul Murad, mengutuk serangan brutal Israel ke Jalur Gaza yang menyasar Rumah Sakit.
BACA JUGA:Asal Mula Kaum Yahudi Hingga Terbentuk Negara Israel dan Menguasai Wilayah Palestina
“Kami mengutuk serangan Israel ke Gaza yang menyasar Rumah Sakit!” ujar Sarbini.
Ia juga menyampaikan duka cita mendalam atas syahidnya staf local MER-C, Abu Romzi yang sudah bertugas sejak tahun 2011 dan warga Gaza lainnya yang turut menjadi korban akibat serangan brutal Israel ke Jalur Gaza.
Ia juga meminta agar perbatasan Gaza segera dibuka agar bantuan internasional bisa masuk ke Jalur Gaza.
Sarbini juga meminta Pemerintah Indonesia dapat segera mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengadakan sidang darurat terkait hal ini.(*)